PEKANBARU (Arrahmah.com) – Walikota Pekanbaru H Firdaus MT menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mewaspadai aliran Syiah masuk ke Kota Pekanbaru. Hal ini berkaitan dengan semakin ramainya Kota Bertuah ini didatangi warga negara asing yang rata-rata remaja.
“Kita menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dari dampak buruk baik sosial maupun agama,” ungkap Firdaus kepada wartawan, Senin (29/12/2014), dikutip dari Datariau.com
Dikatakannya, warga negara asing tersebut merupakan pendatang gelap asal Afganistan, Palestina, Irak dan Iran. Keberadaan pria dengan tubuh tinggi, kulit putih dan hidung mancung ini telah membludak di Kota Pekanbaru sejak dua bulan terakhir.
Mereka pun sudah berkeliaran dimana-mana dan sangat mudah dijumpai bahkan telah berbaur dengan masyarakat setempat seperti di Jalan Ahmad Yani Pekanbaru yang tak jauh dari Kantor Imigrasi.
“Kita harus waspada, mereka ini pendatang gelap yang bermasalah di negaranya dan beralasan mencari suaka ke Kota Pekanbaru,” kata Firdaus.
Sejak kehadiran ratusan pria negara asing ini, kata Walikota, pihaknya juga telah banyak menerima keluhan masyarakat. Imigran gelap ini berkeliaran di pasar-pasar tradisional, mabuk-mabukan di klub malam bahkan sudah tercium indikasi adanya penyebaran aliran Syiah.
“Sudah ada beberapa imigran yang sering ke mesjid dan menyumbang dalam jumlah besar ke sejumlah masjid. Berdasarkan keterangan warga juga, mereka sudah mulai mengajarkan cara ibadah, meski secara komunikasi belum lancar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru Amran Haris mengatakan ada sebanyak 553 orang imigran gelap yang berada di Pekanbaru.
Diakui Amran, kurangnya tenaga pengawas serta sarana penampungan mempengaruhi pengawasan terhadap imigran. Dalam hal ini Amran juga meminta pada masyasakat serta aparat terkait untuk bisa ikut mengotrol keberadaan imigran yang berkeliaran.
Kekhawatiran masyarakat akan keberadaan pria negara asing ini bukan tanpa alasan, selain menimbulkan konflik sosial, seperti terindikasinya pria tersebut menjadi gigolo (pelacur pria) di Kota Pekanbaru, juga sudah mulai menjurus kepada penyebaran aliran Syiah.
Sebab, saat ini Indonesia tengah menjadi target Syiahisasi besar-besaran. Hingga kini banyak pengikutnya berada di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Penganut Syiah di Indonesia mengklaim jumlah mereka mencapai 5 juta orang yang tersebar di Bandung, Makassar, Jakarta, Tegal, Jepara, Pekalongan, Semarang, Garut, Bondowoso, Pasuruan, dan Madura. Namun realitasnya menurut Ustadz Farid Achmad Okbah jumlah mereka tidak lebih dari 300 ribu orang.
Diperkirakan, kebanyakan dari mereka sedang melakukan taqiyah dalam rangka melindungi diri dari kelompok Sunni. Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlus Sunnah. Hanya saja menurut Ahlus Sunnah, taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam. (azm/arrahmah.com)