JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah warga dan jamaah masjid Baitul Arif Jalan Jatinegara Barat 142 Jakarta Timur manyesalkan sikap Walikota Jakarta Timur yang melakukan pembongkaran masjid Baitul Arif. Seorang jamaah masjid Baitul Arif, Taufan Maulamin membuat surat terbuka kepada Gubernur DKI atas keprihatinannya ini, yang diterima arrahmah.com Ahad (15/9/2013).
“Walikota Jakarta Timur melakukan pembongkaran masjid Baitul Arif tanpa musyawarah dengan tokoh, alim Ulama dan jamaah Masjid Baitul Arif,RW 1 Kelurahan Kampung Melayu. Sudah 15 hari sholat 5 Waktu dan 2 kali Jumat tidak dapat dilakukan,” tulis Tufan.
Meski lokasi dan tanah masjid adalah milik Pemda DKI, kata Taufan, namun seyogyanya Pemda tidak melupakan masjid adalah baitullah yang sangat dimuliakan oleh semua Muslim. Untuk itu hal itu harus dilakukan dengan santun dan beradab.
Dia juga mengingatkan akan wilayah Jatinegara, “Jatinegara merupakan kawasan Muslim yang sangat taat dan sangat fanatik sejak zaman penjajahan, banyak tokoh,alim ulama dan masyarakat Muslim merasa tersinggung dan menyayangkan tindakan tersebut,” kata Taufan
Taufan Maulamin yang juga Wakil Rektor Universitas Islam Azzahra Jakarta mengkhawatirkan hal ini akan memicu kerawanan sosial, anarkisme dan isu Sara. “Dikhawatirkan pembongkaran Masjid memicu kerawanan sosial dan anarkisme mengarah pada tindakan Sara.”
Karena itu Universitas Islam Azzahra menawarkan diri kepada pihak Pemda DKI Jakarta siap menjembatani persoalan ini. “Kami Universitas Islam Azzahra siap menjembatani dan membantu jalan terbaik bagi penyelesaian jamaah dan bapak Gubernur. Semua hal dapat diselesaikan dengan cara beradab menghormati rumah ibadah mencerminkan jakarta yang berbudaya,” pungkas Taufan.
(azmuttaqin/arrahmah.com)