(Arrahmah.com) – Waktu merupakan anugerah ilahi untuk hamba-Nya. Dengan waktu, berbagai amal saleh dan aktivitas bermanfaatpun bisa dilakukan. Alhamdulillah.
Waktu memang luar biasa. Para ulama sangat memperhatikan waktu yang bergulir dalam kehidupan mereka.
Imam Muhammad Ibnu Abi Bakar bin Ayyub bin Sa’d Syamsuddin bin Qayim al-Jauziyyah rahimahullah Ta’ala (wafat. 751 H.) di dalam kitab al-Fawaaid (1/31) berkata,
إِضَاعَة الْوَقْت أَشد من الْمَوْت لِأَن إِضَاعَة الْوَقْت تقطعك عَن الله وَالدَّار الْآخِرَة وَالْمَوْت يقطعك عَن الدُّنْيَا وَأَهْلهَا
“Menyia-nyiakan waktu lebih dahsyat dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu dapat memutus hubungan engkau dengan Allah Ta’ala dan kehidupan akhirat. Adapun kematian hanyalah memutus hubungan antara engkau dengan dunia seisinya.”
Pembaca rahimakumullah…
Sesungguhnya memanfaatkan waktu merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Rabb Alam Semesta. Ketahuilah, waktu adalah modal seorang hamba. Dengan waktu seorang hamba bisa beramal saleh.
Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah Ta’ala mengatakan,
ياابْنَ آدَم؛ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ؛ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُك
“Wahai Anak Adam! Engkau hanyalah hari-hari, setiap satu hari itu hilang darimu, maka hilang pula sebagianmu.“
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh mayoritas manusia yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang.” 1
Pembaca rahimakumullahu Ta’ala….
Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan sebuah hadits melainkan hal itu mengandung maslahat bagi umatnya. Pada hadits di atas nabi menyampaikan dua nikmat yang sering manusia lalai darinya yaitu nikmat sehat dan waktu luang. Betapa tidak? Sungguh waktu luang itu akan terasa nikmat kala kesibukan datang menghampiri. Begitupula kesehatan, akan terasa nikmat jika sakit datang sebagai ujian.
Namun ada hal yang perlu kita perhatikan lagi wahai sekalian pembaca rahimakumullahu Ta’ala
Waktu adalah pemberian Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pemberian Allah itu adalah amanah. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menerangkan bahwa setiap manusia takkan bergeser kakinya nanti di hari kiamat kecuali ditanya pada dirinya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, begitu pula masa mudanya. Bahkan setiap harta yang ia perolehpun akan ditanya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apakah halal ataukah haram? Dan untuk apa ia infakkan hartanya.
Oleh karenanya orang-orang kafir sangat berharap untuk kembali ke dunia kala kematian datang menjemputnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
(حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ(۹۹) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ……الآية) (۱۰۰)(المؤمنون: ۹۹–۱۰۰)
“(Demikian keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia, agar aku dapat berbuat amal shaleh yang telah aku tinggalkan.”
Namun apalah daya, nasi telah menjadi bubur. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tak mengizinkan kembali ke dunia. Begitulah kodrat ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maha Suci Allah Rabb Semesta Alam. Akhirnya mereka pun berteriak di dalam neraka, sebagaimana yang Allah firmankan,
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ….الآية (فاطر: ۳۷)
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shaleh yang dulu kami tidak kerjakan.“
Mereka menyesal karena karena telah menyia-nyiakan waktu hidupnya di dunia dengan percuma, senda gurau, kedustaan, dan permainan belaka. Beruntunglah pribadi muslim yang selalu berada di atas ilmu dalam semua aspek hidupnya.
Pembaca rahimakumullahu Ta’ala….
Sehingga gunakanlah waktu Anda dengan sebaik-baiknya, manfaatkanlah sisa umur kita untuk perkara yang mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Wallhu Ta’ala a’lam bish shawab.
Penulis: Naufal Indra Zuhdi
(*/Arrahmah.com)