JAKARTA (Arrahmah.id) – Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyesalkan adanya tokoh publik yang tidak peduli terhadap penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina yang mengalami serangan bertubi-tubi dari tentara Israel.
“Kita sangat menyesalkan adanya sikap dari sebagian para artis dan tokoh-tokoh publik dunia, termasuk di Indonesia, yang tidak memperlihatkan kepeduliannya sama sekali dengan nasib rakyat Palestina. Di mana sudah lebih 40.000 jiwa dari kalangan mereka meregang nyawa dan mati dibunuh oleh tentara Israel,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Menurut Anwar, orang yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan nasib orang lain adalah orang yang kehilangan hati nuraninya, serta tidak menghormati nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan.
Maka dari itu, ia menegaskan, hal ini merupakan tugas seluruh umat manusia untuk bisa bersama-sama mengingatkan mereka untuk bisa kembali kepada fitrah-nya, sebagai makhluk sosial dan beragama.
Anwar mengatakan, seluruh umat manusia tersebut memiliki tugas suci yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam kehidupan, dengan cara melakukan amar makruf nahi mungkar (berbuat baik dan tidak mengerjakan perbuatan keji).
“Sebagai konsekuensi logis dari sikap dan cara pandang tersebut, jika mereka melihat pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, terhadap pihak lain, maka mereka sebagai manusia dan sebagai makhluk sosial dan beragama harus memperlihatkan kepeduliannya dengan berusaha untuk mencegahnya,” tegasnya.
Oleh karenanya, Anwar menyebut adanya berbagai gerakan boikot yang mengingatkan masyarakat dunia untuk tidak berdiam diri dan tidak memperlihatkan kepeduliannya sama sekali akan nasib rakyat Palestina merupakan hal wajar, seperti halnya
Gerakan Blockout 2024 yang belum lama ini digaungkan di media sosial.
Melalui berbagai gerakan tersebut, ia berharap upaya tersebut bisa menjadi gerakan moral yang mengglobal, sehingga gerakan-gerakan tersebut diharapkan bisa mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di berbagai belahan dunia.
“Ini penting diusahakan, agar hidup dan kehidupan kita sebagai manusia dan makhluk sosial serta beragama, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global, akan bisa menjadi lebih baik, dan lebih indah lagi kedepannya dibandingkan hari ini dan dari masa-masa sebelumnya,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)