JAKARTA (Arrahmah.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap pemerintah dapat segera bertindak cepat menyelesaikan polemik pondok pesantren Al Zaytun. Jangan sampai persoalan ini membuat masyarakat bertindak secara anarkis.
“Saya terus terang menganjurkan Pemerintah turun langsung. Dan dengan cepat dan tangkas bisa menghimpun informasi dan diproses,” kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Anwar Abbas, Selasa (27/6/2023), lansir rri.co.id.
Ia juga menyatakan, bahwa ajaran yang diberikan oleh pemimpin Ponpes Al Zaytun merupakan ajaran sesat atau hinaan. Sebab, terdapat informasi yang menyebutkan Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang menyatakan jika Al-quran merupakan perkataan nabi.
“Menurut saya ini yang diajarkan oleh Panji Gumilang kepada anak didiknya sudah jalan yang sesat. Jadi ini suatu hal yang terbilang hinaan, sebab yang namanya Al-quran itu firman Allah SWT, kalam Allah SWT bukan kallamnya nabi Muhammad SAW,” katanya.
Bahkan, tidak hanya soal hinaan, tetapi menurut Anwar, polemik ini tidak menutup kemungkinan juga adanya dugaan lain. Yakni dugaan terkait tindak pidana di dalam Pondok Pesantren Al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang tersebut.
Anwar hanya meminta agar masyarakat tidak berdebat dan tetap tenang agar tidak ada keresahan yang terjadi ditengah masyarakat. Sebab, jika tidak bisa kelapangan secara langsung, Pemerintah akan melihat rekam jejak Ponpes Al Zaytun melalui jejak digital yang ada.
“Jangan biarkan masyarakat gaduh, masyarakat resah, bawa ke pengadilan dan diadili. Sehingga masyarakat tidak lagi harus berdebat, dan masyarakat tidak terganggu oleh polemik yang ada di tengah masyarakat sekarang,” ujar Anwar.
Diketahui, Tim Investigasi MUI dan Pemprov Jabar telah menjadwalkan pemanggilan terhadap Panji Gumilang pada Jumat (23/6/2023).
Selama kurang lebih satu jam, pertemuan dan diskusi tentang fakta dan temuan baru itu berlangsung secara tertutup.
(ameera/arrahmah.id)