BEIJING (Arrahmah.com) – Korban tewas di Cina akibat virus mematikan yang baru muncul, naik menjadi 170, media pemerintah mengatakan pada Kamis (30/1/2020), dengan provinsi Hubei yang paling parah melaporkan 37 kematian.
Sekitar 7.711 orang di Cina sekarang dikonfirmasi memiliki infeksi, dengan 1.032 kasus baru di Hubei, dan satu orang yang terjangkit virus tersebut dilaporkan pertama kali di Tibet, lansir Al Jazeera.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (29/1) memperingatkan semua pemerintah untuk “mengambil tindakan” atas virus mirip SARS yang berasal dari ibu kota Hubei, ketika ratusan orang asing dievakuasi dari kota.
Di luar Cina, lebih dari selusin negara telah melaporkan penyakitnya, dengan kasus-kasus baru dilaporkan pada Rabu di Finlandia dan Uni Emirat Arab.
WHO akan mengadakan pertemuan mendesak hari ini mengenai apakah wabah tersebut harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan global -suatu penunjukan yang dapat mengarah pada peningkatan koordinasi internasional.
Badan tersebut mengakui penyakit pernafasan merupakan keadaan darurat di Cina, tetapi pekan lalu mengatakan masih terlalu dini untuk menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global yang menjadi perhatian internasional.
Sementara itu, hampir 200 warga AS yang dievakuasi dari Wuhan mendarat di sebuah pangkalan militer di California pada Rabu, di mana para pejabat menyatakan mereka bebas dari gejala.
Mereka telah diminta untuk menyerahkan sampel untuk menguji keberadaan virus corona dan akan tetap terisolasi di tempat mereka selama 72 jam untuk dipantau, kata Nancy Messonnier dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). (haninmazaya/arrahmah.com)