WASHINGTON (Arrahmah.com) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat berupaya menyediakan hingga 100.000 kantong mayat karena para ahli AS telah memperkirakan banyaknya kematian karena virus corona.
Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) telah meminta 100.000 kantong semacam itu ke Pentagon, kata seorang pejabat Departemen pada hari Rabu (1/4/2020).
Pentagon sudah memiliki persediaan 50.000 kantong seperti itu, tetapi sedang mencoba untuk mendapatkan dua kali lipat dari jumlah tas baru untuk memenuhi permintaan, Bloomberg News melaporkan, mengutip sumber.
Amerika Serikat memperkirakan kematian sebanyak 200.000 orang dari COVID-19 dalam beberapa bulan mendatang, kata pejabat tinggi Gedung Putih.
AS melaporkan lebih dari 216.500 kasus infeksi coronavirus, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Lebih dari 5.100 orang tewas di negara itu pada Kamis pagi dini hari (2/4). Korban tewas di New York City, pusat dari pandemi covid-19 di AS, telah melewati 1.300.
Badan Logistik Pertahanan (DLA), yang bekerja sama dengan kontraktor saat ini untuk meningkatkan kapasitas kantong mayat tambahan, belum memiliki permintaan tanggal pengiriman khusus dari FEMA, tetapi agen tersebut meminta produksi segera dilakukan, kata Pentagon kepada Reuters.
Unit Dukungan Pasukan DLA bertanggung jawab untuk mengelola kantong mayat sepanjang 94-inci oleh 38-inci, yang biasanya digunakan di zona perang dan bencana.
Penasihat kesehatan Presiden Donald Trump meminta warga Amerika untuk mengikuti langkah-langkah social distancing sebelum “dua minggu yang sulit” yang diperkirakan akan menjadi saksi bagi setidaknya 100.000 kematian akibat penyakit pernapasan tersebut.
Trump memperingatkan orang Amerika tentang masa sulit di depan, meskipun ia terus menolak seruan untuk mendeklarasikan perintah tinggal di rumah secara nasional. Dia mengatakan bahwa keputusan itu lebih baik diserahkan kepada gubernur.
Pada hari Rabu (1/4), empat negara bagian baru Florida, Georgia, Mississippi dan Nevada, memberlakukan kebijakan ketat. Langkah-langkah tersebut telah membuat lebih dari 80 persen orang terkurung.
Sepertiga negara bagian AS belum mengeluarkan perintah tinggal di rumah.
Sementara itu, rumah sakit di beberapa daerah, termasuk New York telah mengamankan truk berpendingin untuk membantu menyimpan mayat di daerah di mana kapasitas untuk menyimpannya telah habis.
Penghitungan AS sekarang jauh melebihi Cina, yang telah secara efektif mengendalikan penularan penyakit tersebut.
Cina melaporkan total 3.312 kematian dan 81.554 kasus COVID-19 sejak penyakit ini muncul di negara itu pada bulan Desember.
Secara global, lebih dari 937.000 orang telah terinfeksi dan 47.249 meninggal. (Althaf/arrahmah.com)