GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengumumkan bahwa tes menunjukkan adanya virus polio dalam air limbah di Jalur Gaza sebagai akibat dari penghancuran infrastruktur oleh pendudukan ‘Israel’, dan memperingatkan akan adanya “bencana kesehatan yang nyata.”
Kementerian mengatakan – dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Kamis malam (18/7/2024) – bahwa “pemeriksaan sampel limbah dilakukan berkoordinasi dengan UNICEF (badan PBB), dan hasilnya menunjukkan adanya virus penyebab polio”.
Pernyataan itu menambahkan bahwa kehadiran virus di air limbah yang terkumpul dan mengalir di antara tenda-tenda pengungsi dan di tempat-tempat di mana penduduk berada akibat rusaknya infrastruktur merupakan bencana kesehatan baru.
Kementerian menunjukkan “kepadatan yang parah, kelangkaan air yang tersedia, kontaminasi air limbah, penumpukan berton-ton sampah, dan pencegahan pendudukan dalam memasukkan bahan-bahan higienis, merupakan lingkungan yang cocok untuk penyebaran berbagai epidemi.”
Kementerian mengatakan bahwa dengan ditemukannya virus polio dapat diperkirakan akan terjadinya bencana kesehatan yang nyata dan membuat ribuan penduduk berisiko tertular,” seraya menyerukan “penghentian segera agresi ‘Israel’, penyediaan air bersih, perbaikan saluran pembuangan limbah, dan diakhirinya kepadatan penduduk di tempat-tempat pengungsian.”
‘Israel’ Khawatir
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan ‘Israel’ menyatakan terdapat indikasi yang menunjukkan adanya strain “virus polio 2” setelah melakukan pemeriksaan sampel limbah di Jalur Gaza.
Perusahaan Penyiaran ‘Israel’ melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan merekomendasikan agar tentara memvaksinasi tentaranya terhadap polio karena munculnya virus tersebut di Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa penghancuran infrastruktur air dan sanitasi di Jalur Gaza oleh pendudukan ‘Israel’, dan pemaksaan penduduk untuk mengungsi dan berdesakan di daerah-daerah sempit sambil menahan pasokan makanan dan air, telah menyebabkan peningkatan risiko kematian dan epidemi.
‘Israel’ telah melancarkan perangnya di Jalur Gaza selama lebih dari 9 bulan, dan para ahli internasional menggambarkannya sebagai genosida, hampir 39.000 warga Palestina menjadi syuhada dan lebih dari 89.000 orang terluka – menurut statistik dari Kementerian Kesehatan di Gaza – dan sekitar 70% infrastruktur sipil hancur. (zarahamala/arrahmah.id)