IRAN (Arrahmah.com) – Virus corona baru yang diberi namaCOVID-19, yang berasal dari Cina, dan dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WH)O) pada 30 Januari, telah menginfeksi lebih dari 90.000 orang di seluruh dunia, menyebar ke setiap benua kecuali Antartika, dan merenggut nyawa lebih dari 3.000 orang sejauh ini.
Wilayah Teluk baru-baru ini mengalami peningkatan tingkat infeksi, dengan Iran yang berada di pusat wabah, melaporkan 66 kematian, tertinggi di luar Cina, dan 1.501 kasus virus corona pada 2 Maret, lansir Al Arabiya (2/3/2020).
Ini telah mendorong beberapa negara untuk menunda penerbangan dan sebagian besar tetangganya telah menutup perbatasan mereka, terutama setelah beberapa negara tetangga mulai mengonfirmasi kasus-kasus COVID-19 yang berkaitan dengan perjalanan dari Iran.
Namun, terlepas dari langkah pencegahan yang dilakukan, semua negara GCC melaporkan kasus virus corona, dari semua yang terinfeksi, mereka telah melakukan perjalanan dari Iran.
Berikut ini fakta terbaru:
Arab Saudi
Kasus virus korona pertama dikonfirmasi pada 2 Maret, seorang warga negara Saudi yang memasuki Kerajaan dari Iran melalui Bahrain dan tidak mengungkapkan bahwa ia telah ke Iran baru-baru ini.
Kementerian kesehatan mengatakan pada 1 Maret pihaknya telah menyiapkan 25 rumah sakit dan 8.000 tempat tidur untuk menangani setiap kasus virus corona.
Kementerian luar negeri mengumumkan pada 27 Februari penangguhan sementara bagi orang-orang yang ingin melakukan ibadah Umrah di Mekkah atau mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, serta para wisatawan yang bepergian dari negara-negara di mana COVID-19 menimbulkan risiko sebagaimana ditentukan oleh otoritas kesehatan Kerajaan.
Negara-negara tersebut adalah: Afghanistan, Azerbaijan, Cina, Hong Kong, Indonesia, Iran, Italia, Jepang, Kazakhstan, Makau, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Somalia, Korea Selatan, Suriah, Taiwan, Thailand, Uzbekistan, Vietnam, dan Yaman.
Uni Emirat Arab
Kementerian luar negeri mengumumkan pada 2 Maret bahwa mereka telah mengevakuasi warganya dari Iran dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus.
Kementerian kesehatan melaporkan pada 1 Maret total 21 kasus virus corona di negara itu, lima di antaranya telah sembuh.
Kementerian Pendidikan mengumumkan pada 29 Februari penangguhan semua kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan kunjungan lapangan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Negara itu melarang perjalanan ke Iran dan Thailand pada 24 Februari dan memperingatkan terhadap perjalanan ke Cina pada 24 Januari.
Otoritas Federal untuk Transportasi Darat dan Maritim (FTA) menangguhkan pada 27 Februari layanan feri dengan Iran sampai pemberitahuan lebih lanjut, dan memaksa semua kapal komersial yang datang ke negara itu untuk memberikan pernyataan kondisi kesehatan untuk awak mereka, 72 jam sebelum kedatangan.
UAE adalah negara Teluk pertama yang mengonfirmasi kasus coronavirus pada 29 Januari.
Bahrain
Kementerian kesehatan mengonfirmasi 49 kasus di negara itu pada 2 Maret, mayoritas dari mereka tiba dari Iran.
Kementerian kesehatan telah mengatakan pada 26 Februari akan menguji semua warga negara dan penduduk yang telah melakukan perjalanan ke Iran selama bulan Februari.
Pemerintah menangguhkan semua sekolah swasta dan negeri, universitas, di seluruh kerajaan selama dua minggu sejak 25 Februari.
Negara itu melarang perjalanan ke dan dari Iran pada 24 Februari.
Kuwait
Kementerian kesehatan mengonfirmasi 56 kasus di negara itu pada 2 Maret, sebagian besar dari mereka tiba dari Iran atau telah melakukan kontak dengan orang-orang yang telah ada di sana.
Kementerian kesehatan mengatakan pada 1 Maret akan menguji semua pelancong yang datang dari Mesir dan Suriah melalui semua maskapai baik pada saat keberangkatan dari kedua negara dan tiba di Kuwait.
Otoritas penerbangan sipil Kuwait menghentikan semua penerbangan pada 21 Februari ke dan dari Iran. Mereka juga melarang masuknya pelancong yang datang dari Iran.
Oman
Kementerian kesehatan melaporkan enam kasus virus di negara itu pada 1 Maret, salah satunya sepenuhnya pulih, dan semuanya melibatkan pelancong yang datang dari Iran.
Otoritas penerbangan sipil menangguhkan pada 1 Maret semua penerbangan wisata Italia ke bandara Salala selama satu bulan.
Pemerintah melarang penggunaan kartu identitas nasional untuk warga negara Oman dan warga negara GCC pada 28 Februari untuk masuk dan keluar dari negara itu.
Otoritas penerbangan sipil menangguhkan pada 24 Februari semua penerbangan sipil antara Kesultanan dan Iran.
Qatar
Kementerian kesehatan mengonfirmasi tujuh kasus di negara itu pada 2 Maret, kebanyakan dari mereka datang dari Iran.
Pemerintah memberlakukan pembatasan masuk sementara pada semua wisatawan yang datang dari Mesir pada 1 Maret.
Pemerintah mengevakuasi warganya dan warga Kuwait dari Iran pada 27 Februari.
Qatar Airways mengumumkan pada 24 Februari bahwa mereka akan mengkarantina penumpang yang datang dari Iran dan Korea Selatan yang menunjukkan gejala coronavirus. (haninmazaya/arrahmah.com)