PADANG (Arrahmah.id) – Video yang diunggah oleh Yayasan LBH Indonesia melalui akun twitternya @YLBHI pada Sabtu (5/8) yang menunjukkan anggota Brimob masuk area masjid dengan menggunakan sepatu beredar luas di media sosial dan menjadi viral.
Dalam postingannya YLBHI mengungkapkan bahwa anggota Brimob mengusir demonstran warga Air Bangis yang sedang shalawatan di masjid.
“Tindakan bengis kepada masyarakat Air Bangis,” tulis @YLBHI.
“Bagaimana tidak? Masyarakat Air Bangis yang sudah aksi berhari-hari menunggu Gubernur Sumbar untuk menemuinya malah mendapat pengusiran dari tempat yang paling aman, saat sedang shalawatan,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono memastikan anggotanya tidak menginjak area suci tempat ibadah shalat di Masjid Raya Sumatera Barat saat pengawalan aksi warga Air Bangis di Padang, pada Sabtu (5/8) sore.
“Terkait video yang beredar bahwa personel masuk ke area suci Masjid Raya Sumbar itu tidak benar, karena lokasi tersebut adalah tempat yang digunakan masyarakat [Air Bangis] untuk tidur,” kata Suharyono dalam keterangan resmi Polda Sumbar.
Ia menjelaskan, lokasi yang dipakai oleh masyarakat untuk tidur tersebut bukanlah area suci untuk tempat shalat, melainkan aula tempat pertemuan dan pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah provinsi.
Oleh karenanya, ia meluruskan simpang siur video yang beredar yang menyebutkan bahwa polisi menginjak tempat ibadah. Dia menegaskan para aparat menarik massa dari lantai dasar Masjid Raya Sumbar untuk membawanya pulang ke Pasaman Barat.
“Jadi tempat itu merupakan aula pertemuan, bukan area suci seperti yang dinarasikan secara luas. Bahkan masyarakat yang masuk ke sana juga dengan sandal dan alas kaki,” jelasnya.
Pengurus Harian Masjid Raya Sumbar Rizardi Maarif pun mengonfirmasi lokasi di bawah mesjid merupakan sebuah aula untuk perkumpulan.
“Jadi kita menaruh mereka (masyarakat) tidur di lantai saja kan tidak bagus juga, makanya diberi alas karpet. Jadi bukan tempat shalat, itu tempat pertemuan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur LBH Padang Indira Suryani mengatakan saat masyarakat bershalawat di Masjid Raya Sumbar itu, petugas dari kepolisian datang untuk meminta warga naik ke bus untuk kembali ke Pasaman Barat.
Indira menyebutkan bahwa warga yang berada di lokasi masjid menolak permintaan dari petugas kepolisian.
“Tim Polda Sumbar mendatangi warga yang bershalawat dan meminta untuk naik ke bus yang disediakan. Warga tidak mau naik bus hingga terjadi tindakan represif,” katanya.
Indira menerangkan ada 17 orang yang dibawa aparat dalam aksi demo warga Air Bangis pada Sabtu, terdiri dari enam orang masyarakat, tujuh orang pendamping dari LBH Padang dan PBHI Sumbar, serta empat lainnya merupakan mahasiswa. (rafa/arrahmah.id)