MAGETAN (Arrahmah.id) – Sebuah foto yang menunjukkan santriwati salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Magetan yang menenteng senjata laras panjang airsoft gun viral di media sosial.
Foto tersebut ternyata diambil saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra, Magetan, Jawa Timur.
Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra Magetan, Isgianto, mengatakan bahwa kegiatan di dalam foto itu merupakan simulasi kegiatan menembak yang rencananya akan dijadikan program ekstrakulikuler.
Dia juga membenarkan bahwa mereka yang ada di dalam foto juga merupakan santriwati kelas 7 atau siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan siswi kelas 10 Madrasah Aliyah (MA) yang berada di bawah naungan Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra.
Isgianto menjelaskan bahwa enam orang santriwati itu adalah peserta simulasi di antara ratusan santri dan santriwati kelas 7 dan kelas 10 di lingkungan Ponpes yang berkesempatan mengikuti. Tidak semua santri berkesempatan mengikuti kegiatan menembak itu.
“Karena keterbatasan waktu maka tidak semua ikut menembak. Hanya beberapa santriwati saja,” kata Isgianto pada Ahad (30/7/2023), seperti dilansir dari detikJatim.
Isgianto memaparkan bahwa simulasi menembak dengan senjata airsoft gun itu memang merupakan kegiatan yang diinisiasi Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra yang menggandeng pihak ketiga asal Solo, Jawa Tengah.
“Itu kegiatan simulasi ekstrakurikuler yang kami tampilkan saat MPLS dengan airsoft gun melibatkan pihak ketiga event organizer (EO) asal Solo,” ujar Isgianto.
Pihak ketiga yang dimaksud oleh Isgianto adalah PT Airsoft Pelajar Indonesia yang berkantor di Solo dan telah menawarkan jasa program ekstrakurikuler ke Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra disertai riwayat jejak kegiatan.
“Kegiatan menembak dalam MPLS itu atas pengenalan pihak ketiga dari PT Liga Airsoft Gun Pelajar di Solo. Jejak riwayat juga ada. Kegiatannya sama di tingkat kepolisian dan pelajar juga ada,” kata Isgianto.
Ponpes menyepakati kegiatan simulasi itu digelar saat MPLS setelah melihat rekam jejak yang disodorkan PT Airsoft Pelajar Indonesia. Di profil itu dimuat sejumlah kegiatan kejuaraan menembak melibatkan instansi kepolisian dan pelajar di Solo.
“Dia menawarkan intinya karena melibatkan profilnya itu kita akhirnya yakin. Banyak sekolah di Solo pernah juga dan lebih yakin lagi karena ada kegiatan Polisinya,” ujarnya.
Mengenai kegiatan simulasi menembak tersebut, Isgianto menjelaskan bahwa acara itu merupakan bagian dari ekshibisi Ponpes di antara sejumlah kegiatan lainnya yang diikuti oleh seluruh peserta selama beberapa hari.
“Itu gini, adakah kegiatan simulasi yang kami tampilkan saat MPLS. Simulasi ekshibisi pengenalan sekolah bagi santri baru,” uajrnya.
Ia juga menambahkan bahwa sejanta airsoft gun tersebut merupakan milik PT Liga Airsoft Gun Pelajar asal Solo, bukan milik Ponpes.
“Semua peralatan itu dari pihak ketiga yang kami datangkan sebagai penyelenggara. Kami tidak memiliki senjata,” imbuhnya.
Sebelumnya, foto sejumlah santriwati berpose mengangkat senjata laras panjang viral di media sosial. Terlihat 6 santriwati memakai seragam menenteng senjata laras panjang airsoft gun.
Keenam santriwati itu yang berpose dengan latar belakang area persawahan dan sedikit tampak bangunan masjid itu juga terlihat memakai rompi mirip antipeluru.
Dalam keterangan di sejumlah media sosial, lokasi foto itu berada di sebuah sekolah pondok pesantren (ponpes) di Magetan. Polisi pun telah melakukan penelusuran.
Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan saat dikonfirmasi detikJatim membenarkan foto itu berlokasi di Magetan. Menurut Ridwan, santriwati itu merupakan kelas 7 dan 10 Ponpes.
“Betul itu santriwati salah satu Ponpes di Magetan, kelas 7 dan 10,” kata Ridwan, pada Sabtu (29/7). (rafa/arrahmah.id)