KOLOMBO (Arrahmah.com) – AMAQ News, kantor berita resmi Negara Islam, mengunggah sebuah video Selasa malam (23/4/2019) yang diklaim berisi sejumlah orang yang bertanggung jawab atas bom Paskah Sri Lanka melakukan bai’at pada Abu Bakar Al-Baghdadi, seperti dilaporkan Reuters kemarin (24/4).
Berdiri di depan bendera hitam, delapan pria itu menyatakan kesetiaan mereka kepada pemimpin kelompok itu.
“Kami berjanji setia … dan untuk menaatinya dalam segala hal baik dalam kondisi mudah atau sulit,” kata mereka dalam video tersebut, sebelum meneriakkan takbir.
IS mengklaim para pria dalam video itu melakukan pemboman bunuh diri hari Paskah pada 21 April lalu di Sri Lanka yang menewaskan lebih dari 350 orang di gereja-gereja dan hotel-hotel mewah.
AMAQ News melaporkan tujuh pria melakukan serangan paling mematikan dalam sejarah Asia Selatan itu. Namun hanya satu orang dari video yang wajahnya terungkap. Pria itu bernama Mohamed Zahran.
Para pejabat intelijen dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe percaya bahwa Zahran, seorang ustadz berbahasa Tamil dari timur negara pulau Samudra Hindia itu, mungkin telah mendalangi serangan tersebut.
Dia terkenal karena pandangan “militan”-nya, menurut para pemimpin Muslim dan laporan intelijen Sri Lanka tertanggal 11 April.
Menurut Reuters, pemimpin tiga kelompok Muslim Sri Lanka terkemuka menuturkan bahwa mereka telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat pertahanan dan intelijen Sri Lanka dalam tiga tahun terakhir untuk memperingatkan tentang kepercayaan “radikal” Zahran, setelah ia mulai memposting konten yang mencakup pesan yang mendukung Negara Islam.
Mereka mengklaim Zahran adalah sosok pinggiran dengan kurang dari 200 pengikut, yang mulai memposting video di halaman Facebook-nya pada tahun 2016 menyerukan kekerasan terhadap non-Muslim.
Video, yang diposting di profil Facebook dengan nama Zahran Moulavi, telah dihapus.
Dalam salah satu klip, yang dilaporkan Reuters berasal dari R. Abdul Razziq, sekretaris jenderal kelompok Islam Ceylon Thowheed Jamath, Zahran terlihat mengancam akan menyerang warga sipil menggunakan kendaraan bermuatan bahan peledak.
“Sebelum kekuatan mujahidin, pasukan anda, polisi, dan intelijen semuanya ditakdirkan untuk gagal,” ujar Zahran.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen di mana atau kapan video direkam.
Razziq mengatakan dia memperingatkan petugas anti-teror tentang Zahran dalam panggilan telepon 2016.
“Mereka menghancurkan LTTE, tetapi saya tidak tahu mengapa mereka membiarkan Zahran,” katanya, merujuk pada kelompok separatis etnis minoritas Tamil yang memerangi pemberontakan 26 tahun. Pasukan pemerintah akhirnya menghancurkan sebagian besar pemberontak Hindu satu dekade lalu.
Razziq mengklaim kelompoknya tidak terhubung dengan Jam’aah Tauhid Nasional (NTJ), salah satu organisasi lokal yang diyakini Sri Lanka terlibat dalam serangan itu, meskipun Zahran diyakini telah menjadi anggota kelompok itu.
Farhan Faris, asisten manajer All Ceylon Jamiyyathul Ulama (ACJU), badan puncak cendekiawan Islam di Sri Lanka, mengatakan kelompoknya telah mengadakan pertemuan rutin dengan pejabat pertahanan Sri Lanka selama dua tahun tentang “militansi”, di mana banyak di antaranya adalah Zahran disebut dalam pembahasan.
Pertemuan terakhir adalah pada 2 Januari, di mana sebuah delegasi dari ACJU bertemu dengan Sekretaris Pertahanan Hemasiri Fernando, yang juga kepala staf Presiden Maithripala Sirisena. Pada pertemuan itu, ACJU menyebut Zahran lagi sehubungan dengan “ekstremisme”, katanya.
“Kami memberi tahu mereka bahwa orang ini benar-benar berbahaya,” kata Faris. “Mereka harus mengambil tindakan, tetapi ini sudah terlambat.”
Fernando tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Sebuah laporan intelijen 11 April mengatakan Zahran bermarkas di kota timur Katthankudy, yang menjadi lokasi mayoritas Muslim di pantai timur Sri Lanka.
Hilmy Ahamed, wakil presiden Dewan Muslim Sri Lanka, juga mengklaim telah memperingatkan para pejabat tentang Zahran pada 2016 dan pada Desember 2018 setelah patung-patung Buddha dirusak di Sri Lanka tengah. Zahran diyakini terlibat, katanya.
Sementara itu, wakil menteri pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, menyatakan pada Rabu (24/4) sembilan pembom bunuh diri, termasuk di antaranya seorang wanita, melakukan serangan tanggal 21 April tersebut.
Selain itu, pemerintah Sri Lanka pun menyebut bahwa dua di antara pelaku berasal dari keluarga mampu dan berpendidikan.
Hal serupa digemakan oleh duta besar AS untuk Sri Lanka, Alaina Teplitz, kepada wartawan di Kolombo.
“Jika Anda melihat skala serangan, tingkat koordinasi, kecanggihan mereka, tidak masuk akal untuk berpikir ada hubungan asing,” ungkap Teplitz.
“Menjelajahi hubungan potensial akan menjadi bagian dari (penyelidikan),” lanjutnya.
Teplitz mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) dan militer AS akan mendukung penyelidikan (Althaf/arrahmah.com)