(Arrahmah.com) – Pada Rabu (27/5/2015) lalu, Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani mengungkap sejumlah fakta dan data seputar medan jihad Syam melalui wawancara dalam program Bila Hudud, Al-Jazeera. Selama kurang lebih 50 menit, Syaikh Al-Jaulani juga menyampaikan beberapa pokok pikiran dan cita-cita kelompok jihad yang dipimpinnya.
Wawancara yang ditayangkan pukul 22.05 waktu setempat itu menjelaskan pola pandang Jabhah Nushrah yang mewakili mujahidin bumi Syam dalam melihat jihad di bumi Suriah sebagai jihad defensif, sehingga membutuhkan partisipasi seluruh elemen umat Islam dan sangat menghajatkan adanya manajemen medan tempur yang cerdas dalam menentukan prioritas musuh serta mengelola sumber daya yang dimiliki.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana Jabhah Nushrah mengklafisikasikan kelompok musuh yang diperangi dan orang-orang awam yang dibiarkan bebas. Demikian juga mengenai pandangannya terhadap salibis AS yang bertubi-tubi melakukan serangan terhadap basis-basis kelompok jihad di Suriah, termasuk Jabhah Nushrah.
Selain itu, Syaikh Al-Jaulani juga menyinggung tentang kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS; bagaimana menurutnya kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi itu seringkali menohok mereka dari belakang—termasuk doktrin pengkafiran Jabhah Nushrah oleh ISIS.
Banyak hal yang tersingkap dari wawancara ini. Dipandu reporter Al-Jazeera, Ahmad Mansur, Syaikh Al-Jaulani juga menyampaikan sisi lain perjuangan jihad membela kaum Muslimin dari kezaliman. Sebuah sisi yang sangat humanis, jauh dari kesan bengis dan kekerasan.
Wawancara ini dimulai dengan uraian singkat Ahmad Mansur tentang sejarah Jabhah Nushrah sebagai salah satu faksi Islam terkuat di Suriah, bahwa sebelumnya ia adalah bagian dari Daulah Islamiyah Irak yang dikirim ke Suriah. Situasi pun kemudian berkembang dengan terjadinya pengkhianatan dari organisasi Daulah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi terhadap kepemimpinan pusat Al-Qaeda paska pembentukan Daulah Islamiyah Irak dan Syam atau ISIS.
Hal tersebut mendorong Jabhah Nushrah untuk berbaiat kepada Syaikh Aiman Az-Zhawahiri yang semakin mengukuhkan fakta bahwa Jabhah Nushrah merupakan bagian tak terpisahkan dari Al-Qaeda, sebuah posisi yang secara praktis dan politis memisahkan Jabhah Nushrah dengan ISIS.
Setelah merilis terjemah video sesi pertama, kiblat.tv pada Ahad (7/6) menampilkan wawancara sesi kedua Syaikh Al-Jaulani dengan Al-Jazeera tersebut.
Pada wawancara sesi kedua ini, diulas konspirasi antara Iran, Bashar Asad dan Amerika, apa sebenarnya hubungan dan yang terjadi antara Jabhah Nushrah, Al-Qaeda dan ISIS. Selain itu, banyak pula hal lainnya yang baru terkuak dalam wawancara sesi kedua ini.
(banan/arrahmah.com)