DEIR E-ZOUR (Arrahmah.com) – Sebuah video yang cukup mengejutkan tentang fenomena “tentara anak” dipublikasikan pada Youtube, Selasa (12/5/2015). Dua tentara anak-anak bersenjata lengkap pada video tersebut mengungkapkan modus baru ISIS (Daesh) dalam perang Suriah.
Kedua “tentara anak” itu diselamatkan Mujahidin Jabhah Nushrah dalam pertempuran di Deir e-Zour. Dalam video berdurasi 1.47 menit tersebut, mereka memberikan kesaksian terkini tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam perang Suriah dari sudut pandang seorang bocah (context of childhood).
Mereka ditangkap saat “diberdayakan” sebagai pasukan, untuk berperang di pihak Jama’ah Daulah ISIS. Dalam sebuah wawancara dengan pewawancara Jabhah Nusrah mereka memberitahu bahwa telah berusia 13 tahun dan telah berperang dalam barisan ISIS sedikitnya lebih dari dua bulan .
“Aksen dari dua anak dalam video tersebut menunjukkan mereka berasal dari pedesaan Suriah utara Aleppo, Al-Hasakah atau Ar-Raqqa,” kata Mujahid a-Shami, seorang aktivis perlawanan yang berbasis di Deir e-Zour kepada Syria Direct pada Rabu (13/5). A-Shami juga menyatakan keyakinannya yang kuat akan keaslian video tersebut.
Ketika ditanya tentang pendapat mereka tentang apa yang terjadi di Suriah, salah satu tentara anak ISIS itu menjawa, ” (Yang terjadi di Suriah adalah) Muslim membunuh Muslim. Sepupu saya berada di sisi (faksi Mujahidin) lain, jadi posisinya saya membunuh sepupu saya atau dia membunuh saya.”
“Dalam Deir e-Zor sendiri, saat ini terdapat lebih dari 600 anak-anak yang telah direkrut ke dalam Jamaah Daulah ISIS, dan hampir 40 anak-anak telah tewas,” kata as-Shami, direktur media yang mengkampanyekan bahwa Deir e-Zor telah ‘Mengalami Penghancuran dalam Diam’.
“Anak-anak yang bergabung ISIS bukanlah pihak yang berperan utama, mereka hanyalah korban yang terjerumus ke dalam bujukan uang, doktrin dan senjata.”
Inilah potret “children of warfare”, mereka terseret situasi dan kondisi tanpa bisa mengelak dari peperangan. Allahu yahfidz. (adibahasan/arrahmah.com)