TEL AVIV (Arrahmah.id) – Analis “Israel” tidak bisa menyembunyikan kemarahan mereka pada Rabu (29/11/2023), mengenai rekaman pejuang Hamas dan tawanan “Israel” yang saling memberi isyarat saat diserahkan kepada tim Palang Merah di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Rekaman beredar ketika stasiun televisi “Israel” melaporkan bahwa keluarga tawanan “Israel” mengatakan bahwa kerabat mereka diperlakukan dengan baik selama mereka ditawan.
Mujahidin Al-Qassam, membebaskan tawanan pemukim 'Israel' pada gelombang pertukaran keempat. Seluruh tawanan 'Israel' bersih dan sehat walafiat. Perintah Syariat Islam untuk memuliakan para tawanan benar-benar dijalankan dengan seutuhnya oleh Mujahidin Palestina di Gaza. pic.twitter.com/HcXTbJFL3z
— ARRAHMAH.ID (@arrahmah) November 28, 2023
Para analis di “Israel” menganggap rekaman tersebut menggambarkan “kemanusiaan” para pejuang Hamas dan mereka sangat menolak gambar tersebut.
Analis politik, Yaniv Peleg, mengatakan dalam sebuah artikel untuk surat kabar sayap kanan “Israel” Hayom bahwa menyiarkan rekaman tersebut di televisi merugikan “Israel”.
Hamas secara profesional memproduksi rekaman, pengambilan gambar menggunakan dua atau tiga kamera, termasuk drone, dengan pencahayaan dan pengaturan yang tepat, katanya.
Peleg mengatakan setiap detail ditangkap untuk menggambarkan kemanusiaan para pejuang Hamas kepada dunia.
Maya Lecker, analis politik lainnya, menulis pada Ahad (26/11) di surat kabar Haaretz,
“Kita harus mengakui bahwa memuji orang-orang bersenjata Hamas karena memberikan tos kepada tawanan mereka di depan kamera, setelah membunuh anggota keluarga mereka – dalam beberapa kasus di depan mata mereka – merupakan “batas yang sangat rendah bagi kemanusiaan”.
“Namun banyak influencer pro-Palestina dan pengguna media sosial – kebanyakan dari mereka berasal dari luar “Israel” dan Palestina – menganggap penyerahan tawanan setiap malam sebagai pertunjukan publik yang menyentuh hati mengenai kemanusiaan dan moralitas yang dilakukan oleh para pejuang Hamas,” tambahnya.
Channel 13 Israel melaporkan, Senin (27/11), bahwa tawanan “Israel” mengatakan mereka tidak mengalami penganiayaan dan tidak menjadi sasaran penyiksaan.
“Makanan langka seperti yang terlihat pada semua tawanan, karena itu berat badan mereka turun,” katanya.
Tel Aviv menjauhkan tawanan “Israel” yang dibebaskan dari media dan hanya mengizinkan kerabat dan teman untuk bertemu dengan mereka.
Qatar mengumumkan perjanjian pada Senin malam (27/11) untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama empat hari dalam pertempuran antara “Israel” dan Hamas menjadi dua hari tambahan, di mana pertukaran tawanan lebih lanjut akan dilakukan.
Selama lima hari terakhir, “Israel” menerima 60 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak, sebagai imbalan atas pembebasan 180 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dari penjara “Israel” sebagai bagian dari kesepakatan dengan Hamas. (zarahamala/arrahmah.id)