ALEPPO (Arrahmah.com) – Bersamaan waktunya dengan usaha berulang kali dari pasukan rezim Nushairiyah untuk menyerbu masuk dalam sebagian besar front di Aleppo dan kesibukan mujahidin untuk menghadang serbuan-serbuan tersebut, juga pada saat yang sama bom-bpom barel kematian berjatuhan terhadap penduduk sipil di sebagian besar desa dalam propinsi Aleppo; terjulurlah tangan-tangan pengkhianatan, mereka menyerang dengan menyamar dan menggunakan pakaian [seragam] tentara Jabhah Nushrah sehingga terjadilah baku tembak sengit di salah satu kantor Jabhah Islamiyah milik Harakah Ahrar Asy-Syam Al-Islamiyah. Baku tembak terjadi selama sekitar setengah jam, dimana satu regu dari tandzhim Daulah Islam Irak dan Syam [ISIS] menyerbu masuk ke dalam salah kantor Harakah dan menargetkan para komandan. Baku tembak itu menyebabkan gugurnya Syaikh Abu Khalid As-Suri dan beberapa orang rekannya serta cederanya beberapa orang lainnya.
Di akhir baku tembak tersebut terdengar ledakan yang kuat, akibat dari ledakan bom rompi yang menyebabkan tubuh pelakunya terpotong menjadi dua, sebagaimana dikatakan oleh para saksi mata. Tubuh seorang pelaku serangan [bom bunuh diri] lainnya berceceran setelah mujahidin mengepungnya sehingga ia membunuh dirinya [dengan meledakkan bom rompi, red].
“Dua orang Daulah Islam Irak dan Syam [ISIS] mendatang kami lalu melepaskan tembakan gencar kepada kami, lalu mereka melemparkan granat kepada kami, sekitar lima buah granat. Lalu mereka menyerbu ke dalam pintu kantor,” kata seorang saksi mata yang selamat dari serangan itu. Lengan kirinya diperban akibat luka dalam serangan tersebut.
Syaikh Abu Khalid As-Suri merupakan salah seorang generasi pertama mujahidin. Ia merupakan anggota kelompok Thali’ah Mujahidin [pelopor mujahidin pimpinan Syaikh Marwan Hadid rahimahullah dalam masa jihad melawan rezim Hafizh Asad, red] pada tahun 80an yang lalu. Kemudian ia berjihad di Afghanistan dan menyertai dua syaikh; Usamah bin Ladin dan Aiman Az-Zhawahiri. Ia kemudian tertangkap di Pakistan, lalu kembali ke negara Syam bumi peperangan besar untuk menimpakan pukulan keras terhadap rezim Nushairiyah dan milisi-milisi loyalisnya. Ia menjadi salah satu buronan paling dicari oleh rezim. Patut dicatat bahwa Syaikh Aiman telah menunjuknya sebagai juru damai untuk menyelesaikan perselisihan antara tanzhim Daulah Islam Irak dan Syam dengan kelompok-kelompok mujahidin lainnya. Hasan Asy-Syami dari kantor berita Rashid Press melaporkan.
(muhib al majdi/arrahmah.com)