ABYAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Ansar Al-Shariah tak hanya berperang melawan para penentang Syari’at Allah di jajaran tentara dan para pejabat rezim Sana’a, Mujahidin tak melupakan untuk menghancurkan segala macam bentuk atau sarana kesyirikan di negara Jazirah Arab tersebut.
Video ini adalah salah satu dari serangkaian rilisan Madad News Agency yang korespondennya tengah meliput langsung di wilayah Abyan, terkhusus kegiatan-kegiatan Mujahidin dan yang terkait. Video yang rilisan kesaksian Madad News Agency no. 15 Jumadil Akhir atau Mei 2012, yang menayangkan kegiatan Mujahidin dalam memberantas simbol-simbol kesyirikan, yaitu sebuah kubah kuburan yang dikeramatkan yang menjadi sarana kemusyrikan di sekitar kota Waqar.
Karena itu Mujahidin ingin meratakan kuburan yang dikeramatkan akibat ghuluw dalam mengagungkan penghuninya, sehingga seperti orang-orang Jahiliyah yang berdo’a kepada berhala-berhala dengan dalih mendekatkan diri kepada Allah. “Orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az-Zumar: 3)
Perataaan dilakukan dengan bimbingan para Syaikh Ansar Al-Shariah juga dengan dukungan masyarakat setempat. Mujahidin memulai meratakan kuburan Al-Ja’dani yang terletak di desa Al-Thariyyah. Menurut koresponden Madad, di kuburan tersebut tertulis Yaa Muhammad, Ya Ahlassalaf (yang diseru saat berdo’a) serta kalimat-kalimat yang tidak dapat dipahami. Kemudian Mujahidin berpindah ke daerah lainnya di dekat Waqar dan meratakan kubah-kubah kuburan di sana dengan tanah. Dilaporkan bahwa Mujahidin menghancurkan sekitar 15 kubah kuburan.
Tujuan Mujahidin adalah untuk menerapkan Syari’at Islam secara total untuk menegakkan Kalimatullah di atas bumi Allah dan menghancurkan segala bentuk kesyirikan darinya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk tidak meninggikan bangunan di atas kuburan dan meratakannya, dari Abu Al-Hayyaj Al-Asadi dia berkata, Ali bin Abu Thalib berkata kepadaku, “Maukah kamu aku utus sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengutusku? Hendaklah kamu jangan meninggalkan gambar-gambar kecuali kamu hapus dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan kecuali kamu ratakan.” (HR. Muslim no. 969)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya, dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim no. 970)
Allah telah melarang untuk menyembah dan berdo’a kepada selain Allah, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Rabb kalian berfirman: Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk Jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir: 60).
“Sembahlah Allah saja, dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (an-Nisaa’: 36)
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zhalim. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus : 106-107).
Wallahu a’lam bishshawab
(siraaj/arrahamah.com)