DERNA (Arrahmah.com) – Sebuah video yang diduga memperlihatkan tentara Mesir yang bertempur di Derna, Libya, telah beredar di media sosial, pengamat Libya melaporkan.
Video tersebut menunjukkan apa yang tampak sebagai tentara Mesir yang menghina mayat pejuang dari Pasukan Perlindungan Derna (DPF) yang berada di bawah puing-puing bangunan yang tampaknya terkena serangan udara, lansir MEMO pada Selasa (19/2/2019).
“Ini adalah salah satu anj*ng,” ujar seorang prajurit dalam dialek Mesir sambil menunjuk ke salah satu mayat.
“Kami akan tinggal di sini untuk memerangi mereka,” lanjut prajurit lainnya.
Masih belum jelas apakah para prajurit tersebut adalah bagian dari militer Mesir atau sekelompok tentara bayaran yang disewa oleh Jenderal Khalifa Haftar, bersama milisi lainnya dari Sudan dan Chad. Tentara Mesir belum mengonfirmasi partisipasi mereka secara resmi.
Derna telah menyaksikan bentrokan intensif sejak awal bulan ini antara Tentara Nasional Libya (LNA) dan milisi bersenjata yang dikenal sebagai DPF. Sementara jumlah korban sulit untuk diverifikasi, laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa setidaknya tujuh orang telah tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka, termasuk seorang wanita yang dilaporkan terkena tembakan tanpa pandang bulu.
Pekan lalu, pemerintah sementara Haftar mengumumkan bahwa Derna telah “dibebaskan” dan bahwa semua operasi militer dihentikan di daerah itu, namun sejumlah perempuan dan anak-anak masih diyakini terperangkap di dalam kota, terputus dari layanan dasar, termasuk makanan, air dan perawatan medis yang mendesak.
Pasukan Haftar yang terhubung dengan pemerintah sementara yang berbasis di timur Benghazi, mengklaim telah menguasai Derna pada Juni lalu, setelah pertempuran selama berminggu-minggu yang menewaskan puluhan warga sipil dan membuat ribuan lainnya menjadi pengungsi. Namun, pertempuran dengan DPF terus berlangsung, yang telah dibingkai oleh Haftar sebagai operasi anti-terorisme.
Jenderal Libya tersebut mendapat dukungan dari Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan “Israel”. Rusia dan Perancis juga terlihat telah melegitimasi peran Haftar di Libya, setelah memberinya dukungan keuangan, milite dan intelijen.
Ini bukan pertama kalinya militer Mesir dilaporkan berpartisipasi langsung dalam konflik Libya, pada 2017, angkatan udara Mesir melakukan serangan udara di berbagai lokasi di timur Derna, yang diklaim menargetkan pejuang Al-Qaeda. (haninmazaya/arrahmah.com)