JAKARTA (Arrahmah.com) – Diketahui, pada hari pertama Idul Fitri, Ahad (25/6/2017), Tim 7 Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) yang dipimpin oleh KH Bachtiar Nasir selaku Ketua GNPF MUI bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Pertemuan itu berlangsung pada pukul 12.50 WIB, di ruang utama Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tertutup itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri-Sekretaris Negara Pratikno, Menko Polhukam Wiranto, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sementara itu, dari GNPF hadir Wakil Ketua GNPF KH Zaitun Rasmin, Kapitra Ampera (Tim Advokasi GNPF), Yusuf Marta (Anggota Dewan Pembina), Muhammad Lutfi Hakim (Plt Sekretaris), Habib Muchsin (Imam FPI Jakarta), dan Deni (Tim Advokasi GNPF).
Terkait pertemuan tersebut, berbagai spekulasi pun muncul. Yang pro menganggap bahwa pertemuan ini merupakan suatu upaya untuk membuka ruang dialog antara ummat dengan pemerintah, khususnya Presiden, dan ini merupakan upaya untuk meredakan ketegangan akibat kebuntuan dialog yang mencuat khususnya saat menjelang dan pasca pilkada DKI. Sedangkan dipihak lain, ada yang menyayangkan pertemuan tersebut dan menganggap hal itu sebagai bentuk melunaknya GNPF MUI kepada pemerintah yang selama ini dinilai tidak adil terhadap ummat Islam.
Terkait hal ini, TV Muhammadiyah menggelar dialog ekslusif dengan ustadz Bachtiar Nasir untuk mengetahui asbab digagasnya pertemuan tersebut oeh GNPF MUI. Berbagai perbagai permasalahan ummat dan kebangsaan juga dibahas dalam dialog ekslusif ini.
Berikut wawancara ekslusif TV Muhammadiyah bersama Ustadz Bachtiar Nasir usai Pertemuan dengan Presiden Jokowi Part 1
Wawancara ekslusif TV Muhammadiyah bersama Ustadz Bachtiar Nasir usai Pertemuan dengan Presiden Jokowi Part 2
Wawancara ekslusif TV Muhammadiyah bersama Ustadz Bachtiar Nasir usai Pertemuan dengan Presiden Jokowi Part 3
(ameera/arrahmah.com)