SURIAH (Arrahmah.com) – Sebuah video telah dirilis secara online oleh ISIS pada Sabtu (31/1/2015) yang menunjukkan pemenggalan sandera berkewarganegaraan Jepang, Kenji Goto. Video ini ditayangkan kurang dari seminggu setelah berita pemancungan pria lain Jepang, Haruna Yukawa, sebagaimana dilaporkan BBC pada Ahad (1/2).
Goto (47), adalah seorang jurnalis lepas terkenal dan pembuat film yang pergi ke Suriah pada bulan Oktobe 2014. Ia juga dilaporkan mencoba untuk membebaskan sandera sebelumnya, Yukawa.
Beberapa negara selain Jepang, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, telah mengutuk pembunuhan itu.
Video, yang menyandang simbol yang serupa seperti video ISIS sebelumnya, menunjukkan militannya yang beraksen Inggris memenggal kepala Goto.
Juru bicara pemerintah Jepang Yoshihide Suga mengatakan Jepang “marah” dengan video itu. Ia juga menambahkan bahwa kabinet melakukan pertemuan untuk memutuskan respon terhadap peristiwa itu.
Rupert Wingfield-Hayes juga mengatakan bahwa, “Perdana Menteri Jepang telah mengalami jalur yang sangat sulit.”
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan, Jepang “tidak akan menyerah pada terorisme” dan mengatakan ia malah akan meningkatkan bantuan ke Timur Tengah.
Ia menambahkan Jepang akan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Kenji Goto ke pengadilan secara tegas.
Sementara itu, Ibu dari Goto Junko Ishido mengatakan, “tidak dapat menemukan kata-kata” untuk menggambarkan kematiannya, mengatakan ia telah pergi ke Suriah dari “kebaikan dan keberanian”.
Saudaranya, Junichi, mengatakan kepada TV NHK Jepang bahwa, “Saya berharap Kenji akan kembali hidup mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya.”
“Aku dipenuhi dengan kesedihan, ia tidak bisa melakukannya. ”
Batas waktu saat matahari terbenam
Presiden Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan AS mengutuk “pembunuhan keji” atas Goto.
Inggris dan Prancis juga mengutuk pembunuhan tersebut secara tegas.
Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut ISIS sebagai “perwujudan kejahatan, tanpa memperhatikan kehidupan manusia”.
Para pejabat Jepang telah bekerja sama dengan Yordania untuk membebaskan Goto dan pilot Yordania, Moaz al-Kasasbeh, yang ditembak jatuh di atas Suriah pada bulan Desember 2014.
Namun, sebelumnya pada Sabtu (31/1) mereka mengatakan negosiasi telah menjadi jalan buntu.
Sebuah video ISIS yang dirilis pada Selasa (27/1) mengatakan Goto “hanya memiliki waktu 24 jam lagi untuk hidup” dan Kasasbeh “bahkan kurang dari itu”.
Mereka kemudian memberi batas waktu hingga matahari terbenam pada Kamis (29/1) untuk kesepakatan dimana Goto akan dibebaskan sebagai imbalan atas Yordania melepaskan ditangkap militan Irak Sajida al-Rishawi.
Namun kesepakatan yang mungkin lebih rumit oleh permintaan Yordania terkait pembebasan Kasasbeh juga akan dirilis.
Video terbaru yang diberikan ISIS tidak menyebutkan nasib Kasasbeh. Keluarganya mengatakan mereka hanya dapat berdoa agar ia selamat.
IS awalnya menuntut 200 juta dolar AS (£ 130 juta) tebusan bagi kedua sandera Jepang. (adibahasan/arrahmah.com)