JAKARTA (Arrahmah.com) – Kelanjutan kasus tewasnya 11 warga Poso non DPO dalam aksi penyergapan Densus 88 tahun 2007 di Poso masih terkatung-kaung. Aktivis LBH Muslim Ak Kahfi, Yusrin, mengaku dari kesebelas korban banyak di antara mereka adalah ustadz dari Pondok Pesantren Amanah, Tanah Runtuh, Poso.
“Mereka adalah Ustadz Hibban, Idrus, Huma, dan Mukmin,” katanya dalam audiensi dengan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di kantor redaksi Suara Islam, Sabtu (13/4/2013).
Dari foto para korban, tampak wajah Ustadz Hibban babak belur bersimbah darah. “Kami dulu mengenali Ustadz Hibban dari giginya,” tutur Yusrin. Sebagian korban mengalami luka robek di dada dan luka tembak di kepala dan dada.
Komnas HAM mendapatkan fakta bahwa sebagian korban sebenarnya masih bernyawa dan memungkinkan bisa diselamatkan, namun sayangnya tidak ada upaya melakukan tindakan pertolongan, bahkan terkesan sengaja dibiarkan hingga akhirnya tewas.
“Komnas HAM mengecam tindakan kejam yang tidak manusiawi ini, yang sengaja dilakukan justru oleh aparat Kepolisian. Apalagi diperoleh fakta sebagain besar korban tewas dalam kondisi jenazah yang sangat mengenaskan,” kata Siane Indriani.
Hal ini pun diperkuat lewat video yang didapati oleh LBH Muslim Al Kahfi, Sulteng. Dalam video yang juga ditonton dalam diskusi Muhammadiyah (Kamis, 11/4/2013) tersebut terlihat sebagian korban ditumpuk dalam sebuah kendaraan, dan ketika diturunkan pihak aparat masih ada sedikit pergerakan pada tubuh mereka.
(islampos/arrahmah.com)