DARA’A (Arrahmah.com) – Jabhah Nushrah selama lebih dari tiga tahun terakhir berada dalam barisan terdepan mujahidin Islam dalam memerangi rezim Nushairiyah Suriah. Ribuan mujahidin Jabhah Nushrah telah gugur dan syahid dalam peperangan melawan pasukan Nushairiyah dan milisi-milisi Syiah bayarannya di banyak propinsi Suriah.
Kesibukan di medan i’dad, jihad, dan ribath bukanlah satu-satunya kegiatan Jabhah Nushrah di Suriah. Jabhah Nushrah melalui bagian dakwah, tarbiyah dan pelayanan sosialnya juga berperan serta aktif dalam melayani kebutuhan kaum muslimin Suriah.
Salah satu kegiatan bidang tarbiyah Jabhah Nushrah adalah mendirikan sekolah-sekolah agama atau pondok pesantren di berbagai propinsi. Selain mendidik anak-anak kaum muslimin, sekolah-sekolah agama Jabhah Nusrah juga dipersiapkan untuk mencetak kader-kader juru dakwah dan ulama dari kalangan mujahidin.
Pada hari Rabu (13/8/2014) lalu kantor berita Himam merilis video liputan khusus tentang pendirian pondok pesantren terbaru milik Jabhah Nushrah di pinggiran Dara’a timur.
Di propinsi Suriah Selatan yang berbatasan dengan Yordania tersebut, Jabhah Nushrah mendirikan Pondok Pesantren Imam Asy-Syathibi untuk Tahfizh Al-Qur’an dan Pengajaran Ilmu Qira’at. Pondok pesantren Jabhah Nushrah tersebut mengajarkan ilmu-ilmu syariat, dengan fokus utama pada bidang hafalan Al-Qur’an [tahfizh] dan ilmu qira’at.
Nama pondok pesantren tersebut diambil dari nama Imam Asy-Syathibi Abul Qasim Qasim bin Firuh bin Khalaf asy-Syathibi Ar’Ru’aini, ulama qira’at terkenal di dunia Islam yang lahir di kota Syathibah, Andalusia pada tahun 538 H dan wafat di kota Kairo, Mesir pada tahun 590 H.
Imam Asy-Syathibi pernah beri’tikaf di Masjid Al-Aqsha setelah Palestina dibebaskan pasukan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dari tangan pasukan Salib. Imam Asy-Syathibi kemudian menetap di Mesir dan menjadi salah seorang ulama ilmu qira’at paling terkenal dalam dunia Islam. Karya besarnya antara lain adalah Al-Qashidah Al-Laamiyah yang lebih dikenal dengan nama Hirzul Amani wa Wajhu At-Tahani dan Al-Qashidah Ar-Raaiyah.
Direktur Ponpes Imam Asy-Syathibi menjelaskan kepada reporter Himam bahwa ponpes mereka mengajarkan kepada santri-santri mereka qira’ah hahsh ‘an ‘ashim dengan cara asy-syathibiyah. Setelah mendapatkan ijazah kelulusan qira’ah tersebut, para santri mempelajari qira’ah ‘asyarah dengan cara asy-syathibiyah dan cara thayyibah an-natsr.
Para santri dibagi ke dalam beberapa kelompok tahfizh dan qira’ah. Masing-masing kelompok dibimbing oleh seorang ustadz penghafal Al-Qur’an. Kegiatan belajar, menghafal dan menyetorkan hafalan dilakukan di dalam masjid. Semoga kehadiran ponpes tahfizh Al-Qur’an dan ilmu qira’at ini berkhidmat kepada Al-Qur’an dan kaum muslimin.
(muhib al majdi/arrahmah.com)