UNI EMIRAT ARAB (Arrahmah.com) – Suatu saat, kita semua akan menghadapi kematian. Kita akan meninggalkan segala bentuk ujian kehidupan yang Allah titipkan kepada kita di dunia yang fana ini. Bukan hanya kesedihan dan penderitaan semata, harta, anak-anak, kedudukan dan segala kesenangan yang kerap kita banggakan pun pada hakikatnya hanyalah ujian dari-Nya.
Seorang pangeran dari Uni Emirat Arab, yang dikenal dengan panggilan Abu Omar, mengajukan diri untuk dikubur hidup-hidup selama 20 menit dalam sebuah program TV, lansir Ilm Feed pada Ahad (1/2/2015). Bagi sang pangeran, pengalaman berharga yang singkat ini begitu mengubah seluruh hidupnya.
Sebelum dikubur, dia mengenakan kain kafan layaknya jenazah orang yang telah meninggal dunia. Lima orang kru TV menggotong tubuhnya menuju sebuah liang lahat yang terletak di tengah-tengah pemakaman.
Kelima kru TV itu kemudian membaringkan dan meninggalkan dia sendirian selama 20 menit setelah menutup liang kuburnya dengan sepapan kayu. Setelah 20 menit berlalu, liang tersebut dibuka kembali. Salah seorang kru yang mengenakan jubah putih membangunkan pangeran.
“Abu Omar,” panggilnya seraya mengulurkan tangan untuk membantunya bangun. Pangeran Abu Omar tampak lemas dan memeluk kru itu sebelum dia bangkit berdiri sambil menangis. Pangeran lantas kembali memeluk si pemuda berjubah putih itu.
“Anda telah diberikan hidup baru. Ini adalah sebuah berkah dari Tuhan kita,” kata si pemuda sambil menenangkan pangeran.
“Alhamdulillah,” kata pangeran, masih terisak.
“Anda telah merasakan ‘kematian’ selama 20 menit,” kata si pemuda.
“Aku tidak bisa membayangkan hidup ini begitu singkat! Hidup ini benar dan kematian pun benar adanya,” ujar pangeran.
Pemuda kru TV itu pun bertanya, “Ketika Anda memasuki kuburan, apa hal pertama yang Anda pikirkan?”
“Bagaimana hubunganku dengan Allah, keluargaku, orang-orang dan anak-anakku. Dan yang paling utama, apa saja yang aku lakukan dengan mereka dan apa yang akan aku ubah,” jawab pangeran.
“Mungkin juga, segera aku akan membayangkan diriku, bukan hanya mengingat kenanganku, tapi juga bagaimana mengatur hidupku,” lanjutnya.
Dia menambahkan, “SubhanAllah, ini mungkin hanya beberapa menit, tapi ini begitu mempengaruhiku dan akan mempengaruhi hidupku. Ini begitu sederhana, kita sangat takut mati, tapi kematian adalah sebuah bagian sederhana dari awal setelah perjalanan kehidupan.
“Dan banyak orang takut akan kematian ini, namun aku melihat kematian ini memberikan kita pelajaran, mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup yang benar dan bagaimana untuk kembali ke jalan yang lurus serta melakukan perbuatan baik.
“Sekarang, aku memiliki jasad dan ruh, dan Allah memberiku kesempatan baru untuk jasad dan ruhku. Aku siap untuk kembali beramal, menanam, memanen dan memberi kepada mereka yang membutuhkan untuk saat-saat terakhir dalam hidupku agar aku siap untuk bertemu dengan Allah ketika malaikat memisahkan ruh dari jasadku.
“Sekarang, aku memiliki ruh dan jasad. Aku memiliki banyak keberkahan. In syaa Allah aku akan membuat perubahan. Sisa hidupku mungkin tinggal beberapa menit, beberapa hari, beberapa tahun, tapi In syaa Allah, kita semua akan berubah menjadi lebih baik,” kata pangeran mengakhiri muhasabah ini.
Sang pemuda pun kembali memeluk pangeran sambil mendoakannya, “Semoga Allah memberikan Anda kehidupan yang baik dengan akhir yang baik pula, Aamiin.“
(banan/arrahmah.com)