(Arrahmah.com) – Jika solidaritas kulit hitam begitu kuat, bagaimana dengan solidaritas kita terhadap kaum Muslim Al Aqsha?
Amerika terus dirundung prahara. Di tengah pandemi virus corona yang menghancurkan perekonomiannya, kini negara yang mengklaim sebagai negara “super power” itu harus menghadapi babak baru pukulan terhadap negaranya.
Berawal dari penangkapan George Floyd oleh polisi Minnesota, di mana polisi menekan lehernya dengan lutut untuk menguncinya selama delapan menit, hingga akhirnya Floyd tak sadarkan diri dan menghembuskan nafas terakhir.
Tewasnya Floyd memecah kemarahan kaum kulit hitam Amerika. Aksi unjuk rasa pun digelar untuk memprotes pembunuhan tersebut dan menuntut hukuman yang berat terhadap si pembunuh, karena satu nyawa dari komunitas mereka telah terenggut secara paksa.
Aksi unjuk rasa yang dimulai dengan damai, berubah menjadi kerusuhan, kekerasan, dan berujung pembakaran dan penjarahan di berbagai wilayah Amerika. Peristiwa tersebut berlangsung selama berhari-hari hingga otoritas mengerahkan ribuan pasukan untuk menghadapinya.
Kalian lihat? Betapa solidnya persatuan kulit hitam Amerika. Mereka berteriak lantang dan dengan sangat berani melawan otoritas untuk menuntut keadilan. Padahal, yang mempersatukan mereka hanyalah warna kulit.
Lalu bagaimana dengan kita kaum Muslimin?
Apa yang terjadi pada Floyd telah lama dirasakan oleh saudara-saudara Muslim kita di Palestina. Anak-anak, remaja hingga mereka yang berusia lanjut, ditangkap dengan cara semena-mena.
Tidak hanya leher mereka yang ditekan dengan lutut hingga mereka kesulitan bernafas, namun mata mereka juga diikat dengan sangat kencang, tangan mereka pun terikat dengan sangat kencang, tak jarang, ujung senapan tentara Zionis “Israel” menghantam kepala mereka, laa hawla walaa quwwata illa billah.
Yang terbaru, seorang pemuda penyandang autisme harus meregang nyawa dengan beberapa tembakan di dadanya. Ia yang ketakutan saat tentara zionis berteriak terhadapnya, lalu melarikan diri, harus menemui ajal di ujung senapan tentara brutal tak kenal ampun.
Mereka adalah Floyd Floyd lain yang dibunuh pasukan bersenjata karena mereka adalah MUSLIM!
Apa solidaritas kita untuk saudara-saudara kita di Al Aqsha? Mereka yang terikat dengan kita dengan ikatan aqidah yang jauh lebih kuat dari sekedar ikatan warna kulit, suku, ras atau apapun.
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menganiayanya, menelantarkannya, mendustakannya dan menghinanya.” (HR. Muslim).
Sungguh, kelak kita akan berhadapan dengan mereka di pengadilan Allah, lalu apa yang akan kita sampaikan?
(*/arrahmah.com)