(Arrahmah.com) – Dalam Perjalanan Waktu yang panjang, pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa kehangatan, kebahagiaan, penerimaan, dan kenyamanan batin adalah kebutuhan asasi. Dan disanalah keluarga mengambil peran pentingnya. Tempat ideal yang menyenangkan untuk saling terhubung secara emosional, memperoleh kasih sayang tak terputus, berbicara satu dengan yang lain, saling menghargai, menikmati keberadaan, juga dukungan penuh saat datang masalah.
Padahal, di luar sana, ada keruntuhan hebat yang sedang terjadi. Gerakan baru menyeruak keluar, membabat habis norma-norma tradisional yang dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Hebat dalam penampilan, lezat dalam penawaran, cepat dalam gerakan. Melindas makna pernikahan, keluhuran moral dan kerendahan hati, juga nilai-nilai agama. Dan karenanya, banyak diantara kita kehilangan arah, bahkan tujuan hidup!
Di sinilah, para ayah, sebagai pemimpin keluarga, memainkan peran vital mereka. Karena sebagai nakhoda bahtera rumah tangga, mereka bertanggung-jawab atas kualitas keluarga beserta seluruh anggotanya, baik buruknya, maupun selamat tersesatnya. Merekalah penentu ‘cetak biru’ bentuk dan arah perjalanan berkeluarga, yang kemudian berakibat pula terhadap bangunan suasana dan output yang dihasilkan.
Sayangnya, untuk peran dan tanggung jawab yang demikian urgen dan berlangsung seumur hidup ini, bisa dikatakan tidak ada sekolah atau sekedar kursus yang membekali para ayah dengan keilmuan dan keterampilan yang memadai. Pun faktanya, banyak di antara para ayah yang tidak serius mengembangkan diri dalam hal-hal yang berhubungan dengan tugas dan fungsi sebagai kepala keluarga. Semuanya berjalan alami dan sering kali tidak paralel dengan harapan terbentuknya keluarga samara.
Mari kita dengarkan nasihat bermanfaat melalui video ini, oleh seorang mu’allim ummat ini, ustadz Tri Asmoro Kurniawan, semoga bermanfaat… InsyaAllah. (Ukasyah/arrahmah.com)