TIMBUKTU (Arrahmah.com) – Sebuah video resmi dirilis AQIM (Al-Qaeda Islamic Maghreb) Ahad (21/6/2015) pada YouTube. Video yang berdurasi kurang dari 19 menit itu mendokumentasikan permohonan pembebasan 2 tahanan berkewarganegaraan Swedia dan Afrika Selatan melalui pertukaran dengan Mujahidin yang ditangkap detasemen khusus Perancis.
Terdapat seorang Mujahid AQIM bertugas sebagai narator yang fasih berbahasa Inggris dalam video ini. Di awal ia menjelaskan bahwa ruang tahanan AQIM berupa alam tak bersekat, tanpa dinding penjara. Kedua tahanan yang mereka culik dari hotel yang sama di barat Mali, Timbuktu bahkan tidak dikurung dalam ketakutan.
Kondisi penahanan begitu manusiawi, karena mencontoh Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam memperlakukan tawanan. Keduanya tidak dibiarkan mati kering di tengah gurun yang tandus, melainkan dibiarkan berdiam di bawah rimbun pepohonan yang teduh dan tenang. Teritorial tahanan alami ini sepenuhnyan berada di bawah kekuasaan AQIM.
Narator yang bersuara lebut itu juga memperkenalkan Johan Gustaffon, tahanan yang berkebangsaan Swedia, dan Stephen McGowan, asal Afrika Selatan. Keduanya tampil seperti pria Muslim, mengenakan gamis gading berlengan pendek dan berjanggut lebat, duduk di bawah pohon rindang.
Beberapa saat kemudian, sejumlah Mujahidin AQIM hadir dengan kendaraan bak terbuka, lengkap dengan atribut kamuflasenya. Saat tiba di lokasi, Narator membuka borgol kedua tahanan dan mengajak mereka ke lokasi yang lebih rimbun untuk mendiskusikan negosiasi pertukaran tawanan dengan Mujahidin yang ditangkap detasemen khusus Perancis dan melihat video pidato negosiasi Presidden Perancis.
Mereka bertiga lalu berbincang dengan intonasi yang santai dan akrab. Kedua tahanan mengatakan bahwa mereka kecewa dengan pemerintahnya yang belum juga menegosiasikan pembebasan. Padahal, pada Desember akhir tahun lalu, mereka mendengar dari radio bahwa Perancis sudah menukarkan 2 Mujahid yang tertawan dengan tahanan AQIM.
“Meski ditawan oleh AQIM serasa seperti sedang wisata di alam liar, namun keduanya tentu lebih memilih untuk dibebaskan,” tambah kedua tahanan terakhir itu. Narator menenangkan mereka dengan meyakinkan bahwa akan diadakan negosiasi pertukaran dengan kedua pemerintah dan Perancis, namun belum diketahui teknisnya.
Mengetahui hal tersebut, Stephen Mcgowen, tahanan berkewarganegaraan Afrika Selatan (Afsel) memilih untuk berbicara di hadapan kamera mendahului kawannya. Kepada pemerintah Afsel, ia menanyakan kabar pertukarannya dengan Mujahidin yang tertawan. Ia berharap pemerintahnya yang memiliki hubungan komersial yang kuat dengan Perancis untuk mengupayakan negosiasi pertukaran tawanan dari kedua belah pihak.
Kepada keluarganya, Mcgowen yang diculik AQIM 3 tahun lalu menyatakan ucapan terimakasih atas segala upaya untuk membebaskannya. Ia merasa tersanjung dan bersyukur atas keluarganya yang mengkhawatirkan keselamatannya.
Khusus kepada ibunda, McGowen mengucapkan selamat ulang tahun, 2 minggu lalu. Meski ia belum pernah mendapatkan kabar sejak 3 tahun lalu, namun ia berharap, “Semoga ayah, ibu, saudara-saudara saya sehat. Saya akan pulang membantu kalian di masa pensiun dan mengurus keluarga.”
Kepada sang isteri, McGowen mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan, pekan lalu. Ia berjanji akan segera kembali dan mewujudkan kerinduan dan cintanya, serta rencana-rencana yang telah mereka impikan saat memulai pernikahannya. Ia juga meminta didoakan isterinya.
Sementara Johan Gustafsson (39) yang berkewarganegaraan Swedia tak kalah rindu dengan keluarganya, meski ia baru diculik 1000 hari yang lalu dari hotel yang sama dengan McGowen. Ia sangat bersyukur atas dukungan keluarganya, terutama ibu dan ayahnya.
“Ayah, ibu, adik-adik perempuanku, saya cinta, rindu berat dengan kalian. Adik-adik, lakukan apa yang baik menurut kalian dan semampu kalian. Lanjutkan hidup kalian. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di akhir [penawanan] ini,” ujar Gustafsson.
Kepada pemerintah, ia mengatakan bahwa, “Kami ada di zona peperangan, Perancis memiliki peran yang besar dalam pembebasan kami. Apalagi Swedia memiliki hubungan kerjasama yang erat dengan Perancis. Maka tolong upayakan negosiasi pertukaran kami berdua (tawanan terakhir) dengan MUjahidin AQIM yang ditawan Perancis.”
Pada akhir tahun lalu, Mali mengonfirmasikan bahwa telah terjadi pertukaran tahanan antara AQIM dan Perancis. Semoga para Mujahidin AQIM yang tertawan dapat bebas kembali, seiring pertukaran kedua tawanan ini. (adibahasan/arrahmah.com)