AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Anggota militer salibis AS yang pulang dari Irak dan Afghanistan mengatakan mereka menghadapi diskriminasi pekerjaan oleh pemerintah federal atas kewajiban dinas militer mereka.
Kewajiban aktif pasukan, pasukan cadangan dan pasukan Garda Nasional mengatakan, pemerintah federal mereka menarik tawaran pekerjaan kepada anggota militer yang gagal dibebaskan dari tugas aktif (perang di Irak dan Afghanistan).
“Di satu sisi, pemerintah meminta saya untuk mengabdi di Irak,” kata pensiunan tentara salib, BG. Michael Silva, tentara salib cadangan yang memimpin sebuah brigade di Irak dan dipecat dari pekerjaannya sebagai kontraktor Bea Cukai AS dan Patroli Perbatasan saat kembalinya dari Irak. “Di sisi lain, cabang lain pemerintah tidak mau melindungi hak-hak saya setelah menjalani pengabdian.”
Saat ini sekitar 123.000 dari 855.000 personil militer salibis dipekerjakan oleh pemerintah federal AS.
Banyak veteran tentara salib AS yang pulang dari perang Irak dan Afghanistan menderita pengangguran dan sebagian besar dari mereka bergantung pada bantuan pemerintah dan sedekah untuk melanjutkan hidup.
Menurut Biro statistik tenaga kerja, angka pengangguran dari veteran salibis yang bertempur di Irak dan Afghanistan lebih tinggi dari rata-rata nasional. (siraaj/arrahmah.com)