SERPONG (Arrahmah.com) – Mayoritas jamaah masjid Darul Islah Komplek Perumahan Griya Loka blok 1.2 Bumi Serpong Damai, merindukan kembali adanya kajian Al-Quran dan Sunnah yang sempat menghidupkan dan menggairahkan kehidupan beragama mereka. Hal ini tercermin dari penuturan beberapa orang jamaah kepada arrahmah.com Senin (30/9/2013).
Warga sektor 1.2 ekstension BSD H. Gumelar Adisaputra (68), menuturkan bahwa banyak sekali jama’ah yang menanyakan kapan kajian Ustadz Abu Jibriel dan Dr Haidar akan kembali diadakan. “Ibu-ibu merindukan bagaimana pak Gumelar kapan kajian ustad Abu Jibriel dan Dr. Haidar diadakan? Kenapa belum diadakan juga?” tanya ibu-ibu kepada H. Gumelar
Gumelar yang sudah menetap di BSD dari tahun 1989 ini, juga menyebut beberapa nama warga jama’ah ibu-ibu yang merindukan kajian Al Quran dan Sunnah yang dibawakan oleh Ustadz Abu Jibriel dan Ustadz Dr. Haidar. Diantaranya Ibu Trihadad, Ibu Topo dan Ibu Syahrul.
Senada dengan itu warga sektor 1.2 ekstension lainnya Didit (50) juga sangat merindukan kajian Al Quran dan Sunnah. “Sekarang keringlah kita, haus kita,” ujarnya.
Dia meraskan manfaatnya mengaji di bawah tuntunan Al Quran dan Sunnah Nabi Shallalahu alaihi wa sallam. Didit menceritakan awalnya mengaji dengan Ustadz Abu Jibriel bagaikan pipinya ditampar dari kiri dan kanan dan tersinggung lantaran dalil yang diungkapkan Ustadz banyak bertentangan dengan praktek beragama yang dijalankannya selamanya ini.
Namun seiring waktu dan keinginan mencari al haq, kebenaran hakiki, maka ini menjadi bahan introspeksi saya, “Oh rupanya salah saya selama ini,” ungkap Didit.
Kemelut DKM korbankan jama’ah
Sebagaimana diketahui Ustadz Abu Jibriel dan Dr. Haidar adalah guru tetap di Masjid Darul Islah BSD selama 4 tahun terakhir ini. Keduanya mengajar dari tahun tahun 2009. Ustadz Abu Jibril memberikan materi tafsir Al Quranul Karim dan hadits dari Kitab Hadits Riyadhus Sholihin pada setiap hari Rabu dan Jum’at. Sedangkan Dr. Haidar memberikan materi Tauhid dan Siroh Nabawiyah pada setiap hari Sabtu ba’da Subuh. Keduanya dalam mengajar berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Selama empat tahun jama’ah masjid Darul Islah dalam pembinaan guru ngaji yang mengajarkan Al-Quran dan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. Para jama’ah pengajian itu berasal dari Komplek Perumahan Griya Loka BSD sektor 1.1, 1.2, 1.2 ekstension, 1.3, 1.4, Pamulang, Tangerang bahkan Bekasi. Mereka merasa sangat senang dan antusias mengikuti kajian itu.
Hingga kemudia berhembus dan tersiar berita dusta tentang dakwah Ustadz Abu Jibriel dan Dr Haidar di masjid Darul Islah. Katanya dia mengajarkan terorisme, katanya dia mengajarkan mengebom di sana-sini. Gumelar membantah hal itu.
Sebagai sesepuh di wilayah perumahan itu, tentunya Gumelar dapat menyaring mana ajaran yang salah dan sesat dengan yang tidak. Ustadz Abu Jibril dan Dr. Haidar tuturnya, tidak pernah mengajarkan yang ekstrim kepada para jama’ah. “Dia tidak pernah mengajarkan sesuatu yang menurut saya salah,” ujar arsitek ini.
Dia menambahkan, “Misalnya ni ada botol, dikasi sumbu lalu ledakkan di Polres, gak pernah Abu Jibril mengajarkan begitu. Abu Jibril hanya mengajarkan apa yang ada di Quran dan hadits aja,” terang Gumelar.
Saat ini dakwah Al Quran dan Hadits di masjid Darul Islah BSD sedang mengalami kevakuman lantaran adanya dualisme kepemimpinan di tubuh DKM Darul Islah. Hanya saja kepengurusan yang sah yang diakui sah secara hukum Syariat yakni musyawarah dan hukum negara yakni berdasarkan akta Notaris adalah dibawah kepemimpinan ketua Pembina Yayasan Darul Islah Gumilar Adisaputra dengan ketua DKM Ridwan.
Yang sudah pasti terkena dampak langsung alias korban dari kemelut ini adalah para jama’ah yang haus akan ilmu, mereka yang ingin menunaikan kewajiban tholabul ilmi, menuntut ilmu syariat. Karena tholabul ilmi ini adalah wajib layaknya syariat Allah sholat lima waktu, zakat, shoum Ramadahan dan naik haji ke Baitullahil haram. Maka berdosalah orang-orang yang mengahalang-halangi dakwah Al Quran dan Sunnah di rumah Allah, masjid. Fikirkan itu!
Sudah tiba waktunya untuk segera sudahi kemelut ini. Umat Muslim mau masjid makmur dengan sholat lima waktu, mengaji Al Quran dan Sunnah serta ibadah mahdhoh, (ada tuntunannya dari Allah dan RasulNya) lainnya.
Al Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan rinci tentang petunjuk itu. Al Quran menjadi pembeda antara yang haq dan yang batil. Sementara manusia yang paling tahu syariat Islam ini adalah Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wasallam. Ketika ada orang atau sekelompok orang yang mengaku Islam dan umat Muhammad namun emoh terhadap kajian Al Quran dan Sunnah, maka pertanyaannya adalah berpegang pada apa mereka? Dan bertauladan pada siapa? Kiranya menjadi renungan kepada pihak-pihak yang masih ego, hamba syahwat dan menolak kajian Al Quran dan Sunnah, agar kaum Muslimin tidak menjadi korban. Semoga.
(azmuttaqin/arrahmah.com)