KAZAN (Arrahmah.id) – Presiden Uzbekistan dan Kirgistan menyoroti pentingnya membawa Afghanistan keluar dari isolasi global, selama KTT BRICS.
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev menyatakan bahwa situasi Afghanistan saat ini tidak boleh diabaikan, dan menekankan pentingnya mengatasi tantangan yang dihadapi negara tersebut, lansir Tolo News (25/10/2024).
Presiden Mirziyoyev mengatakan: “Ketika berbicara tentang keamanan global dan regional, kita tidak dapat mengabaikan masalah Afghanistan. Tugas kita bersama bukanlah untuk mengisolasi tetapi untuk membantu rakyat Afghanistan dan otoritas de facto negara itu untuk mengatasi masalah-masalah mendesak dalam pembangunan sosial-ekonomi, pembangunan perdamaian, dan kemakmuran.”
Sementara itu, Presiden Kirgistan, Sadyr Japarov, juga menyoroti perlunya dukungan komprehensif untuk Afghanistan dan integrasi ekonominya dengan sistem ekonomi global dan regional. Ia menekankan pemberian bantuan asing kepada Afghanistan dan mengangkatnya dari isolasi internasional.
Presiden Kyrgyzstan menyatakan: “Sebagai negara yang berbatasan, Kirgistan menganggap sangat penting untuk mendukung penuh Afghanistan dan rakyat Afghanistan untuk mengintegrasikan ekonomi negara ini ke dalam proses ekonomi regional dan internasional. Kita tidak bisa membiarkan Afghanistan terisolasi secara internasional tanpa bantuan dari luar.”
Meskipun Imarah Islam belum mengomentari pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin Uzbekistan dan Kirgistan, Imarah Islam secara konsisten memuji kerja sama internasional yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah Afghanistan.
“Perlu adanya kerja sama satu sama lain, terutama negara-negara anggota BRICS, yang harus memberikan dukungan politik, ekonomi, dan militer yang lebih banyak kepada Afghanistan sehingga Afghanistan pada akhirnya dapat kembali ke kondisi normal, memenuhi kebutuhan BRICS dan negara-negara lain,” kata Moeen Gul Samkani, seorang analis politik.
KTT BRICS yang berlangsung selama tiga hari, yang dihadiri oleh para pemimpin dari 36 negara dan sejumlah organisasi internasional, dimulai pada Selasa di Kazan, Rusia, dan berakhir pada Kamis.
Organisasi ini meliputi Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia. (haninmazaya/arrahmah.id)