(Arrahmah.com) – Utusan “perdamaian” PBB baru untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, sedang merencanakan untuk mengirim 3.000 pasukan “penjaga perdamaian” (baca: penjajah) yang mungkin melibatkan pasukan Eropa dengan dalih menjaga ketertiban “gencatan senjata,” seperti dilansir Telegraph.
Lakhdar Brahimi, diplomat veteran Aljazair yang mengambil alih jabatan sebagai utusan “perdamaian” PBB dan Liga Arab sejak bulan lalu, telah menghabiskan pekan-pekan terakhir untuk melihat negara-negara mana yang ingin “menyumbangkan” tentaranya dalam misi ini.
Mengingat ketidakjelasan konflik dan kian meningkatnya keberadaan Mujahidin di pihak oposisi Suriah, Barat memperkirakan bahwa Inggris dan Amerika nampaknya tidak akan ambil bagian untuk mengirim pasukan ke Suriah karena keterlibatan mereka terdahulu di Irak dan Afghanistan.
Menurut analisa Barat, keberadaan orang Eropa dan bahkan dari negara-negara Arab yang lebih “netral” masih akan mewakili keterlibatan militer Barat di Timur Tengah. Para ahli mengkhawatirkan bahwa mereka akan menjadi magnet serangan, baik dari pihak Mujahidin maupun dari pasukan loyalis rezim. (siraaj/arrahmah.com)