GARUT (Arrahmah.com) – Inilah perjuangan anak anak korban banjir bandang Garut pagi ini. Mereka harus berjuang berhimpit-himpitan dalam mobil bak terbuka sejauh 15 km, pergi ke sekolah untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) .
Jalan yang biasa mereka tempuh hanya 5 menit sekarang tidak bisa lagi. Jembatan yang menghubungkan antara sekolahan dan kampungnya, Kampung Cijambe, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Karang Pawitan, Kabupaten Garut, telah hanyut diterjang banjir bandang.
Apa yang dilakukan oleh para relawan dalam membantu anak2 yang mau UTS tersebut patut diacungi Jempol, meski mengandung resiko berbahaya.
Namun ketika konsentrasi para pemangku penanganan bencana, BPBD kab. Garut sedang fokus di daerah kota maka resiko berbahaya tersebut terpaksa diambil, demi kecintaan mereka kepada anak-anak masa depan Indonesia khususnya Garut.
Zeni TNI atau DPU mestinya bisa membangunkan jembatan darurat agar anak2 bisa sekolah jalan kaki seperti dulu. Orang tuanya bisa juga bekerja lagi lewat jembatan itu.
Para wakil rakyat DPRD kab. Garut atau pemkab Garut semestinya bisa meminjamkan minibus mereka untuk mengangkut anak2 tersebut ke sekolah.
Semoga kelak di antara anak2 tsb ada yang menjadi pemimpin sejati, pemimpin yang peka terhadap penderitaan rakyatnya. Takut hanya kepada Allâh, bukan takut kepada atasan yang dho lima, bukan takut kepada negara super power. Bukan pemimpin yang menjual rakyatnya untuk kepentingan pribadi, kelompok atau partainya. Atau hanya sekedar untuk pencitraan.
Semoga para relawan mendapat balasan dari Allâh Yang Maha Kuasa dengan sebaik-baik balasan. Karena sebaik-baik balasan adalah dari Allâh. Dan itu lebih baik dari dunia seisinya. Tetaplah ikhlas dan sabar.
Aamiin.
Sumber Fb Muhammad Kalono
(azm/arrahmah.com)