JAKARTA (Arrahmah.com) – Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) yang dirilis Bank Indonesia (BI) periode akhir Mei mencapai US$ 358,6 miliar atau setara dengan Rp 5.127,98 triliun (kurs Rp 14.300), mengalami kenaikan sebesar 0,2% dari bulan April 2018 yang sebesar US$ 358,092 miliar.
Secara tahunan, utang luar negeri Indonesia tumbuh 6,8% per akhir Mei 2018. Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan bulan April 2018 yang naik 8%.
Dari data BI, utang luar negeri Indonesia tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 182,5 miliar dan utang swasta termasuk BUMN mencapai US$ 176,1 miliar.
Utang luar negeri pmerintah itu terbagi dalam surat berharga negara milik non residen sebesar US$ 124,6 miliar, plus pinjaman dari kreditur asing senilai US$ 54,7 miliar.
Sementara kenaikan utang luar negeri swasta terutama dipengaruhi utang sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, serta sektor pengadaan listrik, gas dan uap/air panas (LGA).
Secara tahunan, pertumbuhan utang luar negeri ketiga sektor tersebut pada Mei 2018 masing-masing sebesar 0,2%, 3,3%, dan 11,7%.
Meski naik, utang luar negeri Indonesia hingga Mei 2018 tetap terkendali. Tercermin dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Mei 2018 yang sebesar 34%.
Dilihat dari jangka waktu, struktur utang luar negeri Indonesia pada akhir Mei 2018 tetap didominasi utang jangka panjang sebesar 86,3% dari total utang luar negeri.
Sumber: Kontan.co.id
(ameera/arrahmah.com)