RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi sedang memeriksa standar keamanan dari peralatan konstruksi di Masjidil Haram di kota suci Makkah, kata seorang pejabat, pada Sabtu (12/9/2015), sehari setelah tragedi runtuhnya crane besar yang menewaskan sekitar 107 orang, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba.
“Kontraktor yang bertanggung jawab telah diminta untuk memastikan standar keselamatan semua crane di lokasi itu di bawah pengawasan tim khusus,” ungkap Hisham al-Falah, kepala lembaga pemerintah untuk pengembangan Makkah.
Dia menambahkan bahwa komisi penyelidikan telah memeriksa lokasi kejadian.
“Penyebab kecelakaan akan diumumkan setelah penyelidikan selesai,” kata al-Falah dalam sebuah pernyataan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pihak berwenang mengatakan pada Jum’at (11/9) bahwa crane besar telah jatuh di halaman luar masjid akibat hujan badai yang parah.
Mereka menambahkan bahwa setidaknya 107 orang tewas dan 238 luka-luka dalam insiden yang terjadi sepuluh hari sebelum musim haji tahunan.
Mesir mengatakan pada Sabtu (12/9) bahwa dua jamaah haji dari Mesir telah meninggal karena luka-luka akibat crane yang jatuh menimpanya.
Sementara Pakistan mengatakan bahwa ada 47 jamaah haji Pakistan terluka dalam insiden itu.
Lebih dari 909.000 jamaah telah tiba di Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji yang akan dimulai pada tanggal 21 September, menurut angka resmi yang dirilis pada Sabtu (12/9).
Diperkirakan lebih dari 1 juta jamaah yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Tahun lalu, Arab Saudi mulai melakukan pekerjaan konstruksi untuk memperluas Masjidil Haram.
Meski cuaca buruk menjadi faktor utama, Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz Al Saud berjanji akan mengungkap penyebab runtuhnya crane yang terjajdi pada Jum’at malam itu.
“Kami akan menyelidiki penyebabnya dan setelah itu akan mengumumkan hasil penyelidikan pada publik,” kata Raja Salman, seperti diungkap kantor berita Saudi Press Agency.
Raja Salman juga akan membahas penyebab musibah itu dan dampaknya terhadap Masjidil Haram.
Crane yang jatuh itu hanya satu dari sekian banyak crane yang digunakan untuk proyek perluasan Masjidil Haram. Selain menyebabkan korban meninggal dunia, termasuk jamaah dari Indonesia, insiden itu juga melukai 230 orang lainnya akibat kejatuhan puing maupun karena terinjak-injak saat berlarian karena panik.
Irfan Al-Alawi, dari Islamic Heritage Research mengatakan, ada sekitar 15 crane besar yang ada di Masjidil Haram.
Sulayman Bin-Abdullah al-Amr, Kepala badan pertahanan Sipil Arab Saudi, mengatakan bahwa penyelidikan yang sedang dilakukan ini bertujuan untuk mengungkap fakta-fakta terjadinya musibah itu secara lebih rinci dan memperbaiki keamanan di situs suci tersebut.
Para pejabat Arab Saudi mengatakan bahwa tragedi runtuhnya crane tak akan menghalangi pelaksanaan rukun Islam yang kelima itu.
(ameera/arrahmah.com)