SOLO (Arrahmah.com) – Kondisi Umat Islam yang selalu menjadi sasaran tembak orang-orang kafir dalam melancarkan agenda dan strategi mereka untuk memusuhi dan memerangi umat Islam. Menurut Ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir, disebabkan karena umat Islam sudah tidak perduli lagi dengan pengetahuan agamanya.
“Rusaknya umat Islam disebabkan kebodohan dalam ilmu syar’i, dan ini penyakit. Maka umat Islam wajib tahu informasi tentang dunia Islam dan kondisi umat Islam, khususnya informasi yang berkaitan tentang ilmu syar’i,” Kata Ustadz Rosyid saat mengisi kajian rutin Jum’at pagi di masjid Fauziah kompleks Madrasah ‘Aliyah Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, Jawa Tengah (22/6).
Selain itu, Ustadz Rosyid juga menerangkan bahwa jika umat Islam sudah tidak mau berusaha mengejar ketertinggalannya dalam hal menuntut ilmu syar’i, maka kaum muslimin akan dengan mudahnya menjadi korban makar orang-orang yang anti terhadap Islam.
“Jika umat islam sudah tidak perduli dengan ilmu syar’i dan tidak mau berusaha untuk mencari dan memahaminya, sehingga mereka bingung islam itu apa, maka akhirnya yang terjadi adalah kejadian-kejadian besar pada kaum muslimin seperti umat islam mudah dipermainkan, dijadikan target-target kepentingan dan lain sebagainya,” lanjut mubaligh lulusan Darul Hadits Mekkah Al Mukarromah ini.
Beliau kemudian mencontohkan beberapa peristiwa di timur tengah belum lama ini termasuk peristiwa terbaru di Myanmar yang menjadi bukti begitu mudahnya umat Islam di permainkan oleh orang kafir, akibat ilmu syar’i yang tidak dipelajari dengan benar.
“Jika ada umat Islam disalah satu belahan bumi (Suriah dan Burma-red) yang sedang dibunuh, dihinakan, diperkosa dan lain sebagainya (oleh orang-orang Kafir-red), jangan salahkan orang lain, tapi salahkan diri kita sendiri karena diri kita sendiri tidak perduli lagi dengan ilmu syar’i. Atau seperti di Tunisia sekarang ini yang mulai bergolak lagi, umat Islam tidak bisa memanfaatkan kesempatan tersebut kembali, padahal sebelumnya sudah pernah ada Revolusi. Hal ini bukan karena sebab, tapi karena kebodohan mereka dalam memahami ilmu syar’i sehingga dalam mengambil sikap mereka tidak bisa. Dan yang kedua karena qudroh (kemampuan) mereka hanya seperti itu saja, sehingga kurang bisa mengambil sikap yang pas dalam melihat kondisi tersebut, dan hal ini tidak jauh beda dengan umat Islam di Indonesia,” tegas putra kedua Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ini.
Tambah Ustadz Rosyid alasan yang paling mendasar dari kondisi yang dialami kaum muslimin ialah tidak adanya hubungan yang erat dengan 2 kitab sucinya, yakni Al Qur’an dan Sunnah, atau hanya menggunakan Al Qur’an saja dan hanya mengamalkan Sunnahnya saja kemudian membuang Al Qur’an.
Serta yang paling ironi yaitu, bila ada orang yang mengaku dirinya muslim dan menjadikan 2 kitab suci sebagai pedoman hidupnya, tapi dalam kenyataannya berbeda.
“Hal ini terjadi karena kita gak punya hubungan kuat antara kita dengan 2 kitab (Al Qur’an dan Hadits). Dan Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan perduli dengan hamba-hamba-Nya yang main-main saja dalam mengaku dirinya Islam dan tidak perhatian dengan syari’at Islam ini dengan benar, karena Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan memperdulikan dan memperhatikan orang-orang seperti itu,” tutupnya.
Sebelumnya, Ustadz Rosyid menyoroti kondisi umat Islam sekarang ini, di Indonesia maupun di luar negeri yang berbeda dengan kondisi kaum muslimin yang ada pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Dimana perbedaan itu ibarat perbedaan antara langit dan bumi. Pada saat umat Islam di zaman Nabi Muhammad SAW meskipun sedikit kuantitasnya (jumlahnya), namun kehidupan mereka begitu nyaman, tentram dan selalu dalam keadaan yang tidak pernah mengalami penindasan dari orang-orang diluar Islam. Jikalau umat Islam yang ada dibelahan bumi lainnya sedang mengalami kedzoliman, maka umat Islam yang ada di Mekkah dan Madinah dengan sigap akan segera bertindak untuk mencegahnya.
Akan tetapi kondisi tersebut jika kita bandingkan dengan realita sekarang ini tentu sungguh sangat jauh sekali berbeda. Kaum muslimin yang mencapai 6 milyar diseluruh dunia ini tak ubahnya seperti buih yang diombang-ambingkan dilautan yang luas dan mudah di mangsa musuh-musuhnya. (bilal/FAI/arrahmah.com)