JAKARTA (Arrahmah.com) – Sekjen Forum Umat Islam Ustadz Muhammad Al Khaththath menyatakan bahwa isu kekerasan agama merupakan fenomena yang aneh dan tidak wajar karena kerap kali dituduhkan hanya kepada gerakan Islam.
“Padahal lebih banyak opininya daripada faktanya,” kata sekjen Forum Umat Islam (FUI), Ustadz Muhammad Al Khaththath kepada arrahmah.com pada diskusi publik “Gerakan Radikalisme Agama di Indonesia”, Senin siang, di Gedung Joang 45, Jakarta (23/4).
Seperti halnya laporan yang diklaim Setara Insitute, hasil dari sebuah riset, yang ternyata menurut Ustadz Khaththath hanyalah sebuah kajian pustaka.
“Itu riset bohong-bohongan, hanyalah sebuah persepsi berdasarkan responden, yang seolah-olah dijadikan fakta untuk mempengaruhi masyarakat,” tegasnyanya.
Sebelumnya, Ustadz Khaththath menilai isu radikalisme agama yang diidentikkan dengan kekerasan merupakan proyek yang dilakukan barat untuk menyerang Islam, terutama mereka yang ingin menegakkan Syari’at Islam.
Kekerasan itu sendiri, menurutnya harus ditelaah lebih mendalam, sebab kekerasan tidak selamanya tidak baik bagi manusia. Terkadang merupakan hal yang baik dan bermanfaat.
“Kekerasan tidak selamanya baik, dan tidak selamanya buruk,” tukasnya.
Untuk itulah, menurut Ustadz khaththath, masyarakat Indonesia perlu bersikap kritis dan tidak mudah terbawa arus terhadap setiap isu yang dikembangkan oleh pihak asing.
“Kita harus memiliki kemandirian berfikir, jangan apa-apa dari barat kita terima, itu namanya bunuh diri dalam politik,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Setara Institue memasukkan Ustadz Khaththath sebagai aktor radikalisme beragama dalam laporan tahunannya terkait isu radikalisme beragama. Akan tetapi, Setara Institute dalam penelitiannya tidak pernah menemui ustadz Khaththath. (bilal/arrahmah.com)