JAKARTA (Arrahmah.com) – Beberapa orang di Indonesia memunculkan syubhat tentang apa yang terjadi di Suriah. Salah satu pernyataan pengaburan itu bergulir ke arah sosok Dr. Jose Rizal, seorang dokter ahli bedah yang menjadi kordinator MER-C. Situs Iran Indonesian Radio IRIB World Service menampilkan berita Wawancara dengan Jose Rizal: Menepis Fitnah Suriah pada Rabu, 17 April 2013, pukul 05:36.
Pada satu kalimat dia mengatakan bahwa, “Arsitek pengatur pergantian rezim Khadafi dan Bassar Assad adalah sama, Hakim bil Haj yang ikut terlibat rapat-rapat di Turki. Abdul Hakim bil Haj, adalah bekas tahanan Guantanamo yang ditangkap CIA di Bangkok. NATO dan AS terlibat merancang Humanitarian Intervension, menciptakan seolah-olah terjadi krisis kemanusiaan, kemudian memberlakukan no fly zone.”
Kepada awak media Islam, termasuk arrahmah.com Ustadz Irfan S. Awas, ketua lajnah tanfidziyah MMI mengatakan bahwa, “Menurut data-data yang kita lihat di majalah-majalah di Mesir, Arab Saudi, stasiun TV Al-Jazirah, bahwa yang berperang itu adalah Bashar Asad sedang menzhalimi rakyatnya. Tidak ada fakta dan data yang menyatakan Amerika memberikan dukungan terhadap oposisi. Hanya omongan saja. Tapi yang sudah menjadi fakta dan data adalah Rusia mendukung Bashar Asad, Hizbullah Libanon mendukung Bashar Asad, Iran mendukung Bashar Asad,” demikian ujar ustadz dengan lantang.
Ditemui di kantor MIUMI Jakarta Selatan, Senin (10/6/2013) Ustadz Irfan berpendapat, justru muslim mempertanyakan Iran bekerjasama dengan komunis untuk mendukung Bashar Asad untuk menindas rakyat Suriah sendiri. “Mengapa Iran justru bekerjasama mendukung Bashar Asad menindas rakyatnya sendiri. Silahkan dijawab oleh orang Syiah maupun simpatisan Syiah di Indonesia,” ujar Ustadz Irfan.
Mengenai data yang diucapkan dalam wawancara itu, Ustadz Irfan mengatakan kita harus klarifikasi, data yang ditunjukkan itu benar atau fiktif. Pastinya, “Belum ada satu meriam pun dikirim Amerika ke Suriah. Yang sudah pasti Rusia mengirim rudal ke Suriah untuk membunuh umat Islam yang ada di Suriah.”
Kebohongan, merekayasa, dusta untuk memanipulasi fakta dan data perihal kejadian di Suriah adalah sesuatu yang biasa pada Syiah. Pada hal-hal yang lebih besar dari ini saja mereka diajarkan berdusta atau taqiyah. Sungguh berbeda dengan muslim diperintahkan untuk berkata benar, qoulan sadidan.
Tidak bisa dipungkiri banyak yang berkepentingan untuk menjatuhkan Bashar Asad, ada unsur mujahidin, nasionalis bahkan kelompok Syiah itu sendiri. Mereka sepakat untuk menjatuhkan Bashar Asad kerena rezim ini dzalim, menindas dan membunuh muslim Suriah dengan sadis. Ini fakta dan data. Pastinya rezim Bashar Asad adalah syiah nushairiyah yang kafir lagi menindas muslim negeri Syam. Kekejaman rezim Bashar Asad sudah dirasakan oleh muslim Suriah dan masih terus berlanjut sampai hari ini. Lagi ini fakta dan data.
Sosok Dr. Jose Rizal
Nampaknya Jose Rizal sedang berhalusinasi dengan menyamakan kasus di Libya dan di Suriah tanpa melihat fakta dan data di lapangan. Kasus Suriah dan Libya ada persamaan dan perbadaannya. Persamaannya adalah muslim yang menjadi korban kedzaliman dan penindasan. Perbedaanya adalah NATO dan Amerika Serikat (AS) jelas-jelas hadir di Libya, selain menggunakan tangan-tangan koalisi nasional Libya untuk menumbangkan Khadafi. Sedang di Suriah belum ada satupun mortir AS yang jatuh di bumi Syam itu.
Ustadz Irfan mengaku kenal dekat dengan sososk Jose Rizal, namun dia sudah lama tidak berjumpa. Dia mengkawatirkan tentang pribadinya yang mendiamkan korban-korban kemanusiaan di Suriah kalau itu dari perspektif kemanusiaan. Sebagai orang yang memimpin lembaga kemanusiaan MER-C sepatutnya itu tidak menghinggapinya. “Saya khawatir dia simpatisan Syiah, karena saya dengar keluarganya ada yang menjadi pengurus IJABI,” kata Ustadz Irfan. IJABI adalah organisasi lokomotif Syiah di Indonesia.
Dia juga mengkhawatirkan selama organisasi-organisasi Islam Indonesia memberi perlindungan terhadap Syiah maupun simpatisan Syiah memang agak susah mengahadapinya. “Ormas-ormas Islam dan muslim jangan memberikan perlindungan, baik opini atau institusi Syiah maupun simpatisannya di Indonesia,” ujarnya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)