JAKARTA (Arrahmah.com) – Kedatangan 10 orang Indonesia pada perayaan HUT Israel di Singapura, kamis lalu (26/4) di nilai oleh Ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sebagai tindakan yang bertentangan dengan konstitusi negara Indonesia serta sebuah bentuk ketidak setiaan terhadap konstitusi tersebut.
“Itu melanggar Undang-undang dan konstitusi, dan ini sebuah pengkhianatan, tidak boleh ada warga negara Indonesia yang menjalin hubungan dengan Israel,” Kata ustadz Irfan S. Awwas kepada arrahmah.com, Jakarta (2/5).
Ada dua alasan, menurut ustadz Irfan, yang melarang rakyat Indonesia berhubungan dengan Zionis Israel.
“Pertama Indonesia saja tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan kedua Israel merupakan penjajah. Jadi, berteman dengan Israel jelas sebuah pengkhianatan terhadap konstitusi” ujar Mubaligh yang pernah ditahan rezim orde baru ini.
Adapun kemungkinan mereka yang hadir pada perayaan HUT Israel tersebut merupakan kaki tangan zionis di Indonesia, menurutnya hal tersebut mungkin saja terjadi. Namun, hal itu memerlukan kenyataan yang lebih jelas.
“Boleh jadi mereka agen, tapi ini kan membutuhkan fakta, yang jelas kedatangan mereka ke HUT Israel saja sudah membuktikan mereka punya kecondongan terhadap Israel dan itu sebuah pengkhianatan” beber ustadz Irfan.
Apalagi menurut ustad Irfan, yang menjadi masalah utama mereka merupakan orang-orang yang memiliki ketokohan di tengah masyarakat, bukan anggota masyarakat biasa.
“Persoalannya adalah mereka bukan warga negara Indonesia biasa yang bila datang pada HUT Israel tidak mempunyai pengaruh publik, akan tetapi mereka ini politisi dan pejabat publik yang dapat mempengaruhi opini publik” pungkasnya.
Seperti diberitakan, setidaknya ada 10 tamu dari Indonesia yang hadir pada peringatan 64 tahun lahirnya negara Zionis itu. Mereka adalah politikus dari Partai Nasional Demokrat bersama istri, perwakilan dari organisasi pemuda Islam, pengusaha, dan pejabat KADIN (Kamar Dagang dan Industri).
Mereka datang atas undangan Duta Besar Israel buat Singapura Amira Arnon. Arnon menyebut rombongan dari Indonesia itu kawan Israel. Perayaan kemerdekaan Israel itu mengambil waktu sesuai penanggalan Yahudi. Kalau mengikuti kalender Masehi, ulang tahun Israel dilangsungkan setiap 14 Mei. (bilal/arrahmah.com)