SEMARANG (Arrahmah.com) – Beredarnya Film “Innocence of Muslim” yang berisi penghinaan terhadap Rosulullah SAW, ustadz Fuad Al Hazimi menerangkan tuntunan syari’ah bagi seorang Muslim untuk menyikapinya. Ia menjelaskan persoalan tersebut merujuk dari kitab yang cukup masyhur yang ditulis Syaikul Islam Ibnu taimiyah, yaitu “Pedang Terhunus Bagi Penghujat Rosul”.
Dalam tulisannya Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rhm, dijelaskan sebuah pelajaran penting dari Shiroh Nabi Muhammad SAW tentang seorang pemuka yahudi ahli syair yang tinggal di madinah, bernama Ka’ab bin asraf yang dibunuh oleh seorang sahabat Nabi saw bernama Muhammad bin maslamah ra, dia dibunuh karena telah menulis puisi yang menghujat Nabi Muhammad SAW. Puisi itu indah, bukan kalimat yang vulgar , tetapi itu sudah menyebabkan Rosulullah SAW memerintahkan untuk mengeksekusinya.
“Kemudian bagaimana dengan orang yang telah menghina dan melecehkan Nabi Muhammad SAW secara vulgar dan terang-terangan?”, tanyanya retoris saat mengisi kajian Umum yang diadakan oleh Jama’ah Anshorut tauhid (JAT) di Masjid Baitul Makmur, Jl.sampangan, Semarang, Sabtu (18/9).
Lanjut ustadz Fuad, tindakan yang dilakukan Rosulullah tersebut sebagai Rahmatan lil alamin. Karena mengumpat Nabi SAW akan mendatangkan azab kepada seluruh alam semesta. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah kepada kaum yahudi, “Jika salah satu diantara kalian kaum yahudi maupun musyrikin, mencoba untuk mengumpatku melalui ucapannya. Demikianlah kami akan tangani dia, tidak ada diantara kami dengan kalian selain pedang.” Sekali lagi tidak ada dialog, tidak ada perdamaian, tidak ada pengampunan, tidak ada rekonsiliasi hanya ada pedang di antara saya dan kalian.
“Inilah penegasan Rosulullah SAW. Ini Rahmatan lil alamain loh, siapa yang berani mengatakan ini bukan Rahmatan lil alamin? Tindakan Nabi tadi Rahmatan lil alamin tidak? ” tukasnya.
Menurutnya, Allah memerintahkan Rosulullah untuk mengeksekusi orang-orang yang menghina dan melecehkan beliau Muhammad SAW sebagai bentuk sayangnya Allah terhadap alam semesta.
“Jangan disebut Rahmatan lil alamin itu jika di ludahi diam saja. Sikap Nabi SAW ini Rahmatan lil alamin, kenapa? Karena mengumpat Nabi SAW akan mendatangkan azab kepada seluruh alam semesta. Dan sebagai bentuk sayangnya Allah SWT terhadap alam semesta, maka Allah memerintahkan Rosulullah untuk mengeksekusi orang-orang yang menghina dan melecehkan beliau Muhammad SAW. Bukan terus Rahmatan lil alamin itu toleransi dan sayang – sayangan terhadap orang-orang kafir yang menghina Rosulullah, ” papar Ustadz yang pernah menjadi Imam Masjid Al Hijrah Australia ini.
Sehingga, Kata Ustadz Fuad, seorang Muslim wajib marah atas penghinaan kepada Nabi SAW bukan malah sebaliknya berdiam diri.
“Kalau mereka mengatakan kita jangan terprovokasi. Maka saya katakan, kita harus terprovokasi dan harus marah terhadap orang – orang yang menghina Rosulullah SAW. Rosulmu dihina, kita tidak berbuat apa-apa itu gak merasa dosa, Astaghfirullahal adzim,” terangnya.
Ia pun, tidak merasa bermasalah jika ceramahnya tersebut dituding sebagai menghasut dan menyebar kebencian.
“Kalau Ceramah Saya disebut sebagai provokasi silahkan, terserah orang mau mengatakan apa saja. Kita marah Rosulullah dihinakan sedemikian rupa dan ini baru minimal yang bisa kita lakukan “bil lisan belum bil sillah” (dengan lisan belum dengan senjata). Inilah gambaran betapa iman kita masih jauh sekali dibandingkan dengan Muhammad bin maslamah dan para sahabat Al Kirom”, tutup ustadz Fuad. (bilal/arrahmah.com)