JAKARTA (Arrahmah.com) – Gelombang Revolusi di negara-negara Arab menciptakan optimisme perubahan bagi sebagian besar kaum Muslimin. Namun, sebagian kaum Muslimin yang lain ada pula yang melihatnya secara pesimis dikarenakan masih bercokolnya pemerintahan thoghut yang menjalankan sistem Demokrasi dan enggan menjalankan syari’at Islam. Menanggapi hal tersebut Ustadz Fuad Al Hazimi menyatakan bahwa revolusi yang terjadi bukan berarti sia-sia.
“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul. yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” Ujar Ustadz Fuad mengutip surat attaubah :120 kepada arrahmah.com, Sabtu (29/9) Jakarta.
Menurut da’i yang pernah berdakwah di Australia ini, negara seperti Libya memang masih dikuasai penguasa boneka sekuler dan Mesir memang hanya berubah dari Hosni Al Laa Mubarak kepada Mursi yang masih pro Demokrasi.
“Tapi lihatlah, Allah Berikan bumi Azawad sebagai imbalan buat Mujahidin Maghrib (Afrika) berkumpul dan membangun Daulah Islamiyyah di sana. Dan Semoga Allah kokohkan Mujahidin untuk berhadap-hadapan langsung di front terdepan melawan Zionis Israel di Sinai.” Jelasnya.
Ia pun mengakui bahwa Yaman baru sebatas bergantinya rezim zholim yang lama kepada boneka penggantinya. Namun, di Yaman situasi yang lebih baik telah terjadi di sana dengan menjadi pusat perjuangan Mujahidin Internasional.
“Yaman memang hanya berganti rezim dari Ali Abdullah Ghoiru Shaleh kepada boneka penggantinya. Tapi, Allah pilihkan Abyan (salah satu tempat di Yaman.red) sebagai Munthalaq (batu pijakan) mujahidin AQAP (Al Qaeda of Arabian Peninsula) untuk mengibarkan panji-panji tauhid ke seluruh alam,” tegasnya kembali.
Sehingga, menurutnya kaum Muslimin harus memiliki prasangka baik terhadap perjuangan para Mujahidin
” So.. jangan pernah berburuk sangka terhadap hamba-hamba Allah yang terpilih untuk menjadi pembela Dien dan Syari’ah Nya” tandas Ustadz Fuad.
Menurut Ustadz Fuad, apa yang terjadi di belahan dunia Islam merupakan hasil buah tangan para Mujahidin diatas ridho Allah yang menganalisa fakta sosial untuk menumbangkan rezim thoghut disana, bukan terjadi dengan sendirinya begitu saja.
“Inilah salah satu strategi jitu -atas izin Allah- yang memang dirancang dengan sangat teliti oleh Mujahidin Al Qaeda, silahkan baca strategi lengkapnya di buku Idarah At Tawakhusy (Manajemen Keganasan /Chaos) tulisan Syaikh Abu Bakar Naji” paparnya.
Terkait isi buku tersebut, ustadz Fuad menyatakan bahwa ia masih dalam tahap mempelajari lebih jauh, namun substansi dari buku tersebut meurutnya mengajak kepada Mujahidin untuk menciptakan situasi yang mendukung revolusi terlebih dahulu.
“Saya sedang mempelajari buku tersebut. Intinya, kondisi chaos yang diakibatkan oleh kesemrawutan negara karena Korupsi, krisis dan lain lain harus dimanfaatkan sebagai faktor pendukung kemenangan, oleh karena itu ikhwah jihady harus lebih bersabar saat harus “bareng-bareng” ikut mengusung isu ini dan isu itu,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)