JAKARTA (Arrahmah.com) – Selain memaparkan kesesatan aqidah dan ibadah Syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah juga menyampaikan kepada jamaah betapa bahayanya gerakan Syiah di Indonesia. Dirinya mencatat konflik Suni-Syiah di Indonesia telah terjadi 20 kali.
“Terkhir mereka menyerbu kampungnya ustadz Arifin Ilham. Jahat mereka itu. Ngapain malam-malam 40 orang mendatangi kampungnya orang. Agama apa seperti itu,” kata Pimpinan Pesantren Al Islam dihadapan seribuan jamaah saat deklarasi ANNAS di masjid Al Barkah, Jakarta Selatan, Ahad (25/10/2015).
Sebelumnya pengadilan negeri hingga Mahkamah Agung juga telah memutus bersalah kepada gembong Syiah Sampang Tajul Muluk yang menista Al Quran dan agama Islam.
Ustadz Farid mengungkapkan bahwa pada tanggal 15-18 Agustus 2015 lalu 800 tokoh syiah dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Teheran termasuk dari Indonesia. Beberapa hal yang disepakati pada pertemuan itu antara lain menjaga kelestarian acara-acara Syiah di seluh dunia yakni Idul Ghadir dan Asyura maqtal Imam Husein.
Terkait acara-acara Syiah di Indonesia, Ustadz Farid memaparkan roadmap mereka yang dipeganya bahwa tujuan diadakannya Asyura, yakni untuk revolusi.
“Jadi Asyura yang mereka adakan itu adalah pendahuluan untuk melakukan revolusi (syiah),” ungkapnya.
Kata Ustadz tentunya kita semua tidak terima Indonesia dijadikan ajang konflik revolusi Syiah.
“Makanya kita meminta kepada Presiden Indonesia dan aparat keamanan untuk menutup tempat-tempat Syiah itu,” tegas Ustadz.
Menurutnya pusat penyebaran dan pendanaan Syiah di Indonesia adalah kedutaan Iran di Jakarta.
“Kalau ingin menghentikan Syiah di Indonesia, perwakilan Teheran di Jakarta harus ditutup,” kata Ustadz Farid yang disambut pekik takbir jamaah.
(azmuttaqin/arrahmah.com)