JAKARTA (Arrahmah.com) – Panasnya pertempuran di Suriah antara mujahidin dengan tentara Pro Assad, tidak kalah seru dengan pertarungan opini yang mengiringi konflik di sana. Salah satunya ialah tuduhan bahwa negara-negara timur tengah yang notabene Sunni merupakan komprador negara-negara barat dan tidak senang bekerjasama dengan sesama negara Muslim, hanya karena sikap politiknya senada dengan negara-negara Eropa dan Amerika dalam menyikapi represifitas rezim Assad terhadap rakyat Suriah.
Menanggapi hal tersebut, Wasekjen MIUMI menyatakan sebagai opini yang tidak benar dan menyesatkan, “Ini tidak betul. Sebab, turki dan Liga Arab yang mendukung secara riil dan nyata memberi dukungan finansial kepda faksi-faksi perlawanan di dalam negeri Palestina,” katanya kepada arrahmah.com, Jakarta, Rabu (13/6) sore.
Justru menurutnya, entitas-entitas politik Syi’ah di timur tengah tidak menunjukkan kontribusi nyata terhadap Palestina, seperti yang dilakukan oleh Turki dan Liga Arab kecuali pidato-pidato yang kosong.
“Hizbullah itu kan cuma koar-koar di luar, dan hanya untuk kepentingan nasional dia di Libanon Selatan, tidak pernah dia masuk untuk memberikan bantuan langsung kepada rakyat Gaza,” ujarnya.
“Jadi, tidak benar jika Turki dan Liga Arab mendukung Amerika, ini memang murni kemanusiaan, bukan karena ada sentimen Sunni-Syi’ah menghadapi Bashar Assad, itu tidak,” tambahnya.
Adanya kesamaan sikap dalam menentang Bashar Assad antara negara-negara barat dengan Liga Arab dan Turki, menurut pria lulusan Al Azhar Kairo ini, tidak lebih karena kesamaan kepedulian terhadap kemanusiaan dan bersifat politis saja untuk menghentikan kekejaman Assad.
“Ini kan kebetulan Uni Eropa dan Amerika menekan Suriah jadi sama-sama satu kubu. Jadi, tidak ada masalah. Jadi murni karena politik, bukan karena kecenderungan dengan Amerika-Israel,” imbuhnya.
Ustadz Fahmi melihat, sikap Iran yang mendukung habis-habisan rezim Assad malah mengherankan. Pasalnya Iran tidak bergeming dengan tragedi kemanusiaan di Suriah.
“Dan ini kita pertanyakan, mengapa Iran masih mendukung Bashar Assad, mengapa tidak memiliki rasa kemanusiaan, hanya untuk mempertahankan eksistensi aliansi politiknya itu. Ini dipertanyakan, mestinya kan mengedepankan kemanusiaan, bukan mengedepankan kepentingan politik sesaat,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)