JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Tengah, Hermawan Yunianto mengatakan, sebagaimana dikutip dari detik.com Senin (4/8/2014), bahwa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir melakukan baiat kepada Khalifah Al Bahgdadi atas desakan sejumlah napi yang mendukung ISIS.
“Kita klarifikasi ke Ba’asyir menanyakan itu. Dijawab saya (ustadz Ba’asyir) tidak setuju tapi ditekan terus dengan yang ingin bergabung dengan ISIS. Akhirnya dia (Ba’asyir) mau juga membaiat,” kata Hermawan
Dari 43 terpidana kasus terorisme di Lapas Pasir Putih, ada 23 orang termasuk ustadz Ba’asyir yang sepakat untuk berbaiat kepada Khalifah Al Baghdadi.Baiat itu dilakukan di ruangan mereka di blok hunian pada 18 Juli 2014.
Pernyataan Hermawan ini juga dibenarkan bahkan dikutip oleh Amir Biniyabah JAT Ustadz Muhammad Achwan dalam wawancara per telepon dengannya di tv one Senin malam. Ustadz Achwan menyebut Ustadz Ba’asyir dalam posis tidak mendapatkan informasi yang berimbang perihal ISIS sebagai cikal bakal Khalifah Al Baghdadi ini.
Dirinya menyebut intitusi JAT hanya mendapatkan sepekan dua kali mengunjungi Ustadz Ba’asyir dengan durasi 1 jam. Sementara napi “teroris: pro ISIS berada 24 jam bersama beliau.
Terkait hal itu, Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Haris Abu Ulya mengatakan Ustadz Ba’asyir dikelilingi oleh napi “teroris” yang pro ISIS.
“Beliau selama ini mendekam dibalik Lapas Pasir Putih-Nusa Kambangan, dan beliau dikelilingi oleh napi “teroris” yang pro ISIS. Bersama beliau ada seorang yang bernama Abu Yusuf, Abu Irhaby dan Anton, bisa dikatakan mereka ini 24 jam berinteraksi dengan beliau. Belum lagi seorang Aman Abdurrahman dari Lapas Kembang Kuning-Nusa Kambangan via telpon rutin komunikasi dengan ustad Abu Bakar Ba’asyir,” katanya kepada arrahmah.com, Senin (4/8/2014).
Dia menambahkan ini soal intensitas dan volume komunikasi yang diperkenalkan kepada ustad Ba’asyir oleh orang seperti Abu Yusuf, Abu Irhaby dan Aman Abdurrahman lebih dominan dan banyak memberikan pengaruh mindset serta sikap ustad Ba’asyir.
“Ustad Abu di satu sisi sebagai pimpinan JAT, tapi tidak mendapatkan informasi yang lebih dari organ JATdibanding informasi yang datang dari orang diluar JAT. Bahkan dalam konteks gerakan yang saya baca, sadar atau tidak akhirnya JAT tidak lagi mampu mempertahankan perfomanya sebagaimana mestinya.Karena pimpinannya dalam kondisi “dipangku” pihak lain diluar JAT,” ujar Haris.
Pasca maraknya pemberitaan baiat penghuni Lapas Pasir Putih, Kemenkum telah menyelidiki peristiwa baiat napi yang dilakukan Ustadz Ba’asyir di dalam lingkungan LP. Saat ini pengawasan terhadap ruangan LP ditingkatkan agar tidak disalahgunakan para napi.
“Kami di dalam sudah meningkatkan pengawasan. Tapi yang sudah terjadi sudah terlanjur. Terjadi di ruang yang tidak kita masuki, mereka pakai tempat salat. Itu juga ada penyalahgunaan fasilitas, tapi kini kami ketatkan,” tegas Dirjen Pemasyarakatan (PAS) Handoyo Sudrajat di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Senin (4/8/2014). (azm/arrahmah.com)