JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Solo Ustadz Aris Munandar Al Fattah menyatakan bahwa persoalan konflik di Poso tidak bisa dilihat hanya secara sebagian-sebagian seperti yang sekarang terjadi, Namun harus dilihat kepada akar masalahnya secara utuh, yaitu kezaliman yang dialami umat Islam.
“Awal peristiwa Poso adalah penyerangan kalangan Non Muslim kepada Pesantren Islam di Walisongo. Maka, timbullah rentetan-rentetan peristiwa lain yang merupakan reaksi dari pembantaian itu” Katanya kepada arrahmah.com, di gedung DDII Jakarta , beberapa waktu lalu (22/10)
Penyerangan tersebut, kata Ustadz Aris, dapat dibuktikan oleh saksi hidup yang lolos dari pembantaian tersebut.
“Ada saksi yang selamat dari pembantaian karena kabur ke sungai” bebernya
Menurutnya, ada beberapa faktor konflik di Poso seringkali timbul kembali. Salah satunya, perjanjian Malino yang merupakan upaya mendamaikan kedua pihak yang saling serang yang berkepanjangan belum sepenuhnya menyelesaikan akar konflik di Poso. Sehingga, kerap kali menimbulkan persoalan baru .
“Penyerangan yang menimbulkan korban jiwa yang cukup besar dikalangan umat Islam seperti peristiwa Buyung Katedo, menimbulkan disebagian kalangan umat Islam perasaan masih tidak terima hingga kini,” ujar Ustadz Aris.
Lanjut Ustadz Aris, Ada pula unsur ketidakadilan yang belum dirasakan sebagian masyarakat Poso seperti anggaran pembangunan pasca konflik yang tidak merata tersentuh semua kalangan masyarakat.
“Hal inilah yang menimbulkan pula kesenjangan dimasyarakat yang ikut berperan menimbulkan konflik” tuturnya
Ia juga menerangkan, bahwa laskar-laskar mujahidin yang hadir di Poso bukan karena hendak mengadakan kegiatan terorisme ataupun makar seperti yang diopinikan sebagian kalangan. Akan tetapi, mereka hadir karena ingin memberikan pertolongan ke saudara seimannya yang mengalami kekerasan.
“Mujahidin itu hadir karena kemanusiaan bukan hendak membuat wilayah teror, mereka datang karena ingin membantu saudaranya yang dibantai” tandas Ustadz Aris. (bilal/arrahmah.com)