BOGOR (Arrahmah.com) – Puncak dari kesufian adalah dakwah dan jihad untuk tegaknya syariah dan Khilafah. Hal ini disampaikan Ustadz Arifin Ilham dihadapan 1.000 peserta Silaturahmi Akbar 1434H Hizbut Tahrir Indonesia bersama ulama dan okoh umat yang diselenggarakan DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupatan Bogor di Aula Masjid Az Zikro Sentul, Ahad (22/9/2013).
“Puncaknya dari zikir adalah ‘ibadah, dakwah dan jihad dijalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kesufian dalam Islam puncaknya adalah dakwah dan jihad untuk tegaknya syari’at Allah dan khilafah,” tegasnya.
Dihadapan 1.000 peserta Ustadz Arifin Ilham menyampaikan bahwa puncak dari zikir adalah ibadah, dakwah dan jihad dijalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kesufian dalam Islam puncaknya adalah dakwah dan jihad untuk tegaknya syari’at Allah dan Khilafah. Tangisan yang terbaik dalam zikir kepada Allah adalah tangisan kerinduan untuk tegaknya syari’ah Allah dan Khilafah.
Ustadz Arifin Ilham juga mengajak kepada para pejuang Khilafah agar senantiasa menjadikan zikir sebagai salah satu faktor pendukung perjuangan para mujahidin Allah ditolong oleh Allah dalam perjuangannya dan harus memiliki kesabaran dalam cobaan atau pujian.
“Orang beriman harusnya menjadikan hidup ini bukan main-main dan jangan di sia-siakan kecuali hanya untuk menolong agama allah dengan dakwah, jihad untuk tegaknya syari’ah dan khilafah,”tegasnya.
Dia menambahkan , Hizbut Tahrir dulunya dibenci oleh orang, tidak disukai. Lambat laun, orang kemudian melihatnya kembali, tertuju perhatiannya kepada HTI, “opo iki” dan akhirnya menjadi kenal, lalu cinta kepada HTI bahkan menjadi bagian do’a dari mereka yang sebelumnya membenci.
“Senantiasa di Az Zikro setiap shubuh membacakan qunut mendoakan kepada seluruh mujahidin Allah yang ikhlas agar mendapat pertolongan-Nya,”ujarnya.
Dalam sessi dialog oleh peserta, beberapa pertanyaan dan pernyataan disampaikan kepada Ketua DPP HTI untuk menjawabnya. Salah satunya adalah “mengapa HTI selalu koar-koar Khilafah padahal itu janji Allah yang pasti akan diberikan?“
KH.Rokhmat S.Labib menjawabnya dengan tegas, bahwa khilafah mesti disuarakan karena selain janji Allah dan bisyaroh Rasul Nya namun khilafah adalah kewajiban yang sama seperti sholat, zakat, haji dan ibadah lainnya yang berstatus wajib. Dan setiap mukmin akan berdosa ketika meninggalkan kewajiban Allah tersebut dan akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat.
Selain melihat shiroh nabawiyah tentang perjalanan dakwah Rasulullah SAW apa yang dilakukannya di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah dan mendirikan negara Islam di Madinah, yaitu Rasul dan para shahabat hanya melakukan aktifitas dakwah bi lisan. Namun, ketika dakwah berhasil dan kekuasaan diberikan kepada Islam, maka sistem Islam dalam syari’at Allah yang diterapkan negara khilafah yang akan menyelesaikan seluruh problematika ummat manusia dan melaksanakan dakwah ke seluruh penjuru dunia dengan jihad.
(azmuttaqin/htipress/arrahmah.com)