JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengamat Gerakan Jihad, Anung Al Hamat tidak mau ambil pusing soal deklarasi Khilafah Islamiyah ISIS.
“Bagi saya deklarasi itu tidak perlu dipusingkan. Baik namanya daulah, maupun khilafah. Asal bukan sekadar jargon saja nama tersebut. Karena yang penting, substansi dan realitasnya di lapangan,” ujarnya kepada Islampos.com, Senin (30/6).
Ketua Forum Studi Sekte-Sekte Islam ini menambahkan bahwa jauh sebelum ISIS ada, deklarasi daulah atau khilafah sudah ada di Indonesia, hanya saja pada waktu itu tidak media yang mem-blow up secara besar-besaran.
“Jadi yang penting bagaimana aksi di lapangannya. Kalau hanya mengontrol wilayah dan menerapkan hudud, kelompok-kelompok lain seperti JN (Jabhah Nushrah) juga sudah menerapkan itu semua,” tegasnya kembali.
“Namun apakah JN dan kelompok-kelompok lain tersebut mendeklarasikan daulah atau khilafah?” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kandidat Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun ini menceritakan Thaliban dengan Imarah Islamiyahnya.
“Dahulu, Thaliban dengan Imarah Islamiyahnya secara nyata memiliki sebuah negara. Negara ini mengontrol secara utuh Afghanistan dan memiliki duta-duta. Namun tidak ada paksaan kepada umat Islam untuk membaiat dan juga tidak memandang jamaah atau tandzim lain sebelah mata,” paparnya.
Kemudian dia mengapresiasi sebagaian kalangan yang yang bersikap tidak tergesa-gesa menyikapi deklarasi ISIS.
“Ana setuju dengan sebagian kalangan yang tidak tergesa-gesa menyikapi deklarasi tersebut. Karena memang kondisi mereka sedang berperang. Mari kita doakan mereka agar Allah membimbingnya ke jalan yang lurus dan terhindar dari kalangan yang menyimpang serta mereka menjadi teladan baik dalam kondisi perang, maupun damai,” tutupnya.
(Islampos/arrahmah.com)