JAKARTA (Arrahmah.com) – Kedatangan Ali Hasan Al Halabi ke Indonesia untuk melakukan debat terbuka dengan beberapa ustadz yang dipenjaradi LP Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah, menuai kontroversi. Menurut ulama pakar aliran sesat, Ustadz Anung Al-Hamat, Lc., M.Pd.I, sosok Ali Hasan Al-Halabi adalah penganut paham murji’ah yang menyimpang dalam hal iman.
“Ia sudah distempel sebagai penganut murji’ah yang bid’ah dan bathil oleh Lajnah Daimah (Komisi Fatwa Saudi, red),” tegas Ustadz Anung di Jakarta, lansir Kiblat.net, Selasa, (10/12/ 2013).
Kekeliruan yang paling fatal yang dilakukan oleh penganut Murji’ah seperti Ali Hasan Al-Halabi adalah menganggap iman seseorang itu sah meskipun dia sama sekali tidak beramal. Padahal, dalam Islam komponen keimanan itu terdiri dari hati, lisan dan amal.
Penulis buku “Mewaspadai Penyimpangan Neo Murji’ah” ini juga menyebut Ali Hasan Al Halabi sering berdusta atas nama para ulama yang sudah tsiqoh di kalangan Ahlusunnah.
“Para tokoh murji’ah ini juga dikenal sebagai orang-orang yang sering berdusta atas nama ulama seperti Ibn Katsir, Syaikh Muhammad Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, dan lainnya,” kata Ustadz Anung.
Sebagai informasi, Ali Hasan Al Halabi beserta dua Ulama Timur Tengah lainnya Najih Ibrahim, dan Hisyam al-Najjar didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah RI, melalui instansi Kemenag, BNPT dan Kemenkum dan HAM. Versi pemerintah, mereka didatangkan untuk “melunakkan” dakwah dan jihad para Ustadz di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (azm/arrahmah.com).