JAKARTA (Arrahmah.com) – Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Ustadz Muhammad Al Khaththath mengatakan bahwa seyogyanya ormas dan organisasi Islam tidak inferior kepada Amerika Serikat dengan mendatangi pusat budaya Amerika dan dengan agenda yang samar.
“Organisasi Islam tidak selayaknya menghambakan diri kepada Amerika dengan memasuki pusat kebudayaan mereka tanpa agenda yang jelas dan ditutup-tutupi.”kata Ustadz Khaththath kepada arrahmah.com di Jakarta, sabtu (21/1).
Hal ini diungkapkannya ketika menanggapi kunjungan sebuah organisasi mahasiswa Islam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia(KAMMI) ke pusat budaya Amerika dengan dalih diplomasi dakwah.
Agenda yang jelas ketika berdialog dengan Amerika menurut Ustadz Khaththath, diperbolehkan. Jika, agenda tersebut berupa menyampaikan Islam kepada bangsa Amerika, menjelaskan jahatnya sekularisme dan imperialisme yang dipraktekan oleh Amerika,jahatnya ekonomi neoliberalisme yang dipakai oleh Amerika untuk mengekploitasi bangsa-bangsa Dunia ketiga.
“Jika menawarkan Islam sebagai Thoriqul hayah kepada bangsa Amerika, dan menjelaskan adilnya ekonomi Islam. Langkah KAMMI bisa saja dibenarkan jika itu yang dilakukan”paparnya.
Lanjut beliau,bahkan jika KAMMI menyampaikan firman Allah pada surah Al Hasyr yang menyatakan “Janganlah harta itu beredar disegelintir orang kaya saja” yang menjelaskan bobroknya neoliberalisme kepada Amerika. Hal tersebut pun, dibenarkan.
“Tapi sebaliknya, jika agendanya tidak jelas. Bukan mendakwahi, malah nanti terdakwahi dan terpengaruh oleh Amerika, itu yang dikhawatirkan” lontar Ustadz Al Khaththath sembari menyatakan siap mendukung jika dakwahnya jelas.
Sambungnya, Namun lebih baik KAMMI berdakwah sederhana saja, daripada mendatangi Amerika dengan agenda tersembunyi.
“Dakwah sederhana saja, adakan saja yasinan di Kedubes AS itu lebih bisa dibenarkan, seperti rasulullah membacakan yasin kepada orang kafir lantas masuk Islam.”beber Ustadz khaththath.
Karena menurut beliau, seorang muslim tidak dibenarkan mengadakan hubungan rahasia dengan Negara kafir tanpa sepengetahuan Amir daulah atau Khilafah. Malah seharusnya seorang muslim membuka dan menerangkan agenda Amerika yang terbuka seperti melangsungkan hegemoni dan imperialismenya didunia, lebih-lebih agenda tertutup Amerika.
“Malah pusat budaya itu harusnya di Inteli agar kita bisa bongkar hidden agenda mereka” tandas Ustadz Khaththath.
Senada dengannya,Ketua Bidang Nahi Munkar DPP FPI, Munarman, SH mengatakan bahwa jika ingin berdakwah sebaiknya dilakukan dengan jelas kepada Negara kafir harbi dan mencontoh Rasulullah SAW ketika mendakwahi Kisra dan Kaisar Romawi.
“Kita dakwah yang kongkret-kongret saja, tawarkan Isalam, Jizyah, atau diperangi, tidak ada dakwah-dakwah diplomasi seperti itu.” Pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)