KLATEN (Arrahmah.com) – Maraknya pembentukan Forum Anti Terorisme yang dinamakan Forum Komunikasi Penaggulangan Terorisme (FKPT) di beberapa provinsi di tanah air, dinilai Ustadz Abu Rusydan tidak lebih sebagai proyek untuk menghamburkan dana dan anggaran negara.
“Itu hanya proyek saja. Selama ini saya mengikuti acara-acara mereka, hal semacam itu merupakan acara untuk menghabiskan anggaran semata. Dan beberapa kali saya diundang oleh mereka untuk mengisi acara-acara seminar atau diskusi mereka, yang saya lihat seperti itu,” ujarnya sebelum kajian dan bedah majalah islam An Najah dengan tema “Ketika Jihad Harus Sendiri” dimasjid Jami’ An Nur, Klaten Jawa Tengah, Minggu pagi (21/10) seperti dilansir Forum-Alishlah.com
Ustadz yang pernah menimba ilmu militer di Afghanistan ini, menceritakan bahwa pernah suatu kali dia diundang BNPT untuk memberikan pandangannya tentang jihad di sebuah universitas di kota Semarang yang diikuti oleh para dosen kampus di Semarang. Namun betapa kagetnya Ustadz Abu Rusydan ketika dia mendengar bisikan-bisikan dari para peserta kepada peserta lainnya yang hadir membicarakan dana akomodasi.
“Nanti amplopannya berapa tho? Coba tanyakan dulu sama panitia. Kemarin yang acara disana amplopannya gede lho,” cerita Ustadz Abu Rusydan menirukan peserta yang hadir kala itu.
Pernah pula menurutnya, ketika ia menghadiri seminar BNPT di Jakarta, dari Kudus sampai Jakarta, dia selalu menuliskan jumlah biaya transportasi yang digunakan. tapi oleh panitia besaran biayanya kemudian digelembungkan berkali-kali lipat.
“Sebab dari panitia bilang akan mengganti ongkos transport saya, dan saya diminta untuk menuliskan besarannya. Lalu saya tulis, dari Kudus ke bandara Semarang naik bis bayar 10 ribu, beli karcis pesawat Lion Air sekitar 300 ribu, naik taksi ke tempat acara 50 ribu. Tapi setelah acara, saya kaget, karena naik taksi saya hanya bayar 50 ribu, oleh panitia seminar dari BNPT kemudian ditulis 500 ribu, dan yang lain juga sama,” kata ustadz Abu Rusydan sambil tersenyum.
Ustadz Abu Ruysdan pun berpesan kepada kaum muslimin khususnya para aktivis islam untuk selalu bersatu dan solid dalam menghadapi makar orang-orang kafir.
“Pesan saya kepada kaum muslimin, khususnya aktivis islam, hendaknya kita saling bersinergi dan merapikan barisan untuk menghadapi setiap rencana jahat orang-orang kafir. Jangan hanya karena adanya suatu perbedaan pandangan malah membuat kita bercerai dan saling mencela dan merendahkan,” tegasnya.
Sementara itu, kepada media islam ia berhapap agar semakin meningkatkan isi pemberitaan dan mutunya dalam membela setiap kegiatan umat Islam.
“Dan kepada media islam, saya rasa sudah mencoba untuk semaksimal mungkin memberikan pembelaannya terhadap setiap kegiatan kaum muslimin. Cuma menurut saya yang perlu ditingkatkan yaitu dari segi volume dan kualitasnya. Jangan kita hanya mengutamakan kaidah-kaidah jurnalistik sekuler, tanpa mengedepankan kejujuran dalam materi pemberitaannya. Jadi, di sini memang perlu adanya investigasi langsung dalam setiap peristiwa,” tutup Ustadz Abu Rusydan. (bilal/arrahmah.com)