JAKARTA (Arrahmah.com) – Merebaknya isu Dewan Revolusi Islam ditanggapi beragam. Laporan investigasi kantor berita Al Jazeera, Selasa (22/3/2011) menjadi pemicu yang dilanjutkan dengan munculnya sebuah blog yang memuat daftar nama-nama yang masuk Dewan Revolusi Islam. Ustadz Abu Jibriel, Wakil Ketua Majelis Mujahidin, namanya masuk menjadi Wakil Kepala Negara. Berikut tanggapan beliau.
Arrahmah.com (AR) : Ustadz sudah dengar Dewan Revolusi Islam? Bagaimana menurut Ustadz ?
Ustadz Abu Jibriel (UAJ) : Ya, saya baru saja pulang umroh. Sejak di bandara, sms dan telepon terus berdering, minta wawancara dan menanyakan isu Dewan Revolusi Islam tersebut.
Menurut saya, Dewan Revolusi Islam itu barulah sebuah wacana yang bisa saja terealisir. Wacana sah-sah saja. Umat Islam sah saja berwacana seperti itu, sebagaimana orang bisa saja membuat wacana Dewan Revolusi Komunis, Dewan Revolusi Sekuler, dan seterusnya.
AR : Berarti Ustadz setuju dengan wacana ini?
UAJ : Setiap muslim yang sholeh, pasti mencita-citakan tegaknya syariat Islam dan Khilafah Islam. Kecuali muslim tersebut tidak sholeh, maka dia tidak akan punya cita-cita semacam itu, bahkan menolak dan menentangnya.
Tegaknya syariat Islam dan Khilafah Islam adalah perintah agama (Islam). Untuk itu, setiap muslim pasti akan melakukan beragam upaya untuk menegakkannya.
AR : Tapi banyak fihak yang phobi (takut) dengan tegaknya syariat Islam dan Khilafah Islam, bahkan setiap orang yang ingin menegakkan hal tersebut langsung di cap sebagai teroris!
UAJ : Sudah saatnya ummat Islam berbicara. Sudah saatnya kita menjelaskan apa itu Islam, syariat Islam dan Khilafah Islam secara terbuka. Saat ini, banyak orang yang tidak faham Islam, bodoh tentang Islam, tapi berbicara tentang Islam.
Seperti Ansyad Mbai, tahu apa dia tentang Islam. Kalau bicara tentang militer dan pertahanan, bolehlah dia. Tapi kalau bicara tentang Islam, ya jangan! Permisalannya seperti petani yang membicarakan atau berbicara tentang kesehatan dan dunia kedokteran, pasti tidak nyambung. Seperti itulah yang banyak terjadi saat ini, banyak yang tidak faham Islam lalu berbicara Islam. Untuk itu, harus ummat Islam yang faham yang membicarakan tentang Islam. Bicara tentang syariat Islam tentang Khilafah Islam, kini saatnya ummat Islam bicara!
AR : Dalam daftar nama-nama Dewan Revolusi Islam, Ustadz dimasukkan menjadi Wakil Kepala Negara. Bagaimana menurut Ustadz?
UAJ : Menurut saya itu baru usulan dan bisa saja berganti-ganti. Prinsip saya, sebagai seorang muslim, jika diberi amanah apapun yang syar’i, maka harus siap menerimanya. Jadi kalau itu memang untuk kepentingan penegakan syariat Islam dan Khilafah Islam, maka saya siap menerimanya!
AR : Apa Ustadz tidak khawatir dianggap melakukan kudeta ?
UAJ : Dalam blog yang memuat daftar nama-nama Dewan Revolusi Islam disebutkan bahwa jika pasca pansus ini keadaan vacuum, DRI siap ambil alih kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan Indonesia dengan syariat Islam.
Jadi ini sangat tergantung kinerja pemerintahan yang ada sekarang, jika mereka tidak mampu menjalankan pemerintahan, maka kita siap ambil alih dan menjalankan syariat Islam!
AR : Jadi Ustadz percaya dengan Dewan Revolusi Islam ini? Siapa penggagasnya ?
UAJ : Saya fikir ini kerjaan Al Khaththath (sekjen FUI, red). Tapi pointnya adalah ini sebuah wacana bagi ummat Islam yang sah-sah saja dan tidak ada delik untuk hal tersebut. Ummat Islam adalah mayoritas di negeri ini dan negeri ini sudah mencoba berbagai macam ideologi dan sistem hidup untuk kehidupan bernegara dan berbangsa.
Namun apa yang terjadi, hingga saat ini krisis multi dimensi yang terus terjadi. Untuk itu, mengapa tidak mencoba menerapkan syariat Islam dan Khilafah Islam. Bukankah syariat Islam telah terbukti ratusan tahun sanggup mensejahterakan ummat manusia di seluruh dunia.
AR : Tapi sebagian orang menganggap Negara Islam sudah banyak, seperti di Saudi, Pakistan, tapi Negara-negara tersebut juga tidak seperti yang dibayangkan?
UAJ : Hingga saat ini, belum ada satupun negara yang menerapkan syariat Islam secara kaafah (sempurna). Dahulu, Afghanistan di bawah Mullah Umar (Taliban) baru saja menerapkan syariat Islam secara sempurna, kehidupan mulai berjalan baik dan sesuai syariat, musuh-musuh Islam di bawah AS langsung membombardir mereka, hingga saat ini.
AR : Kalau begitu, penegakan syariat Islam dan khilafah Islam pasti ditentang ?
UAJ : Itu sudah sunatullah. Yang paling penting saat ini dilakukan adalah menyampaikan kepada ummat apa itu syariat Islam dan Khilafah Islam. Ummat Islam harus tahu dan diberikan pemahaman yang benar akan kewajiban menegakkan syariat Islam dan khilafah Islam, agar mereka selamat dunia akhirat. Kalau soal hasil, kita serahkan kepada Allah SWT. Pointnya adalah sudah saatnya ummat Islam bicara! Wallahu’alam bis showab!
AR : Jazakallah Ustadz, Wassalam!
UAJ : Wa’alaikumussalam.wr.wb!
(M Fachry/arrahmah.com)