JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menilai aksi penembakan brutal yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus 88) Anti Teror terhadap warga Muslim berlatar kepentingan kekuasaan rezim SBY.
“Ini akhir kekuasan SBY, dia sedang memaksimalkan kekuasaanya kepada umat Islam melalui Densus 88. Sekarang sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi, sudah terang-terangan. Bayangkan sekarang diemperan masjid saja langsung ditembak,” Ungkap Ustadz Abu Jibriel kepada arrahmah.com, Jakarta, Minggu (13/1/2013)
Lanjut da’i kelahiran asli Bima ini, aksi asal tembak tersebut sebagai bentuk test case terhadap umat Islam, untuk mengukur seberapa besar kekuatan yang dimiliki umat Islam.
“Mereka sedang menguji potensi umat Islam, apakah dengan adanya pembantaian-pembantaian umat Islam mampu melawan,” jelas Ustadz Abu Jibriel.
Menurutnya, di Bima sendiri kekuatan umat Islam sebenarnya cukup besar. Namun, isu terorisme memang membuat banyak kalangan menghindar untuk menghadapi tuduhan yang dialamatkan kepada kaum Muslimin terkait isu tersebut.
Sementara itu, menyinggung upaya keluarga korban penembakan Densus 88 di Bima, yang didampingi oleh beberapa pihak untuk menghadapi kezaliman yang mereka alami. Ustadz Abu Jibriel mendukung penuh upaya tersebut, ia meminta keluarga dan pihak-pihak yang mendampinginya untuk melawan.
“Ya pesan saya, terus dilawan, jangan takut. Mungkin, kemarin-kemarin masih trauma. Sekarang harus berani untuk melawan sampai ke Pengadilan bila perlu,” tandasnya.(bilal/arrahmah.com)